Berita Pendidikan Hari Ini

Kasus Covid-19 Masih Tinggi, PTM SD dan SMP di Kota Yogyakarta Ditunda Sampai 14 Maret 

Kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) di Kota Yogyakarta yang sedianya bakal digulirkan kembali per Selasa (8/3/2022), dipastikan mengalami penundaan

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Kurniatul Hidayah
dok.istimewa
ilustrasi berita pendidikan 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) di Kota Yogyakarta yang sedianya bakal digulirkan kembali per Selasa (8/3/2022), dipastikan mengalami penundaan.

Sebaran Covid-19 yang cenderung masih tinggi, membuat Pemkot Yogyakarta pun enggan mengambil risiko. 

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta, Emma Rahmi Aryani, mengatakan, pihaknya sudah mengeluarkan rekomendasi terkait penundaan PTM , di jenjang SD dan SMP.

Baca juga: Dua Mahasiswa Terseret Ombak di Pantai Cemoro Sewu Bantul, Satpol PP DIY: Harus Patuh Arahan

Menurutnya, selaras dengan rekomendasi tersebut, kegiatan PTM baru bisa digelar pada 14 Maret 2022. 

"Jadi, (pemberhentian PTM) diperpanjang lagi sampai 14 Maret. Pertimbangannya karena kasus ( Covid-19 ) kan masih tinggi. Hanya diperpanjang minggu ini saja. Semoga, minggu depan kasus sudah turun, sehingga sekolah bisa kembali belajar luring," tandasnya, Senin (7/3/2022). 

Sementara Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Yogyakarta , Budi Santosa Asrori, mengaku dapat memahami, apa yang menjadi pertimbangan Dinkes dalam menunda PTM .

Ia menilai, penularan Covid-19 yang cukup masif membuat PTM sangat berisiko. 

"Kita manut dengan Dinkes, bagaimana rekomendasinya. Sekarang kita hanya berharap kasus harian Covid-19 di kota dan DIY pada umumnya bisa menurun lah. Sekarang ini kan belum signifikan penurunannya," urainya. 

Hanya saja, pihaknya telah mengusulkan agar siswa-siswi kelas VI dan IX, atau tingkat akhir di SD dan SMP, mendapat restu guna memulai lagi kegiatan belajar mengajar offline.

Sebab, kondisinya saat ini tinggal dua bulan menjelang Asesmen Standarisasi Pendidikan Daerah (ASPD).

"Kami baru koordinasi dengan Dinkes, kita menargetkan itu, untuk kelas VI dan IX, karena mereka tingkat akhir, ya, bisa masuk, atau kembali PTM lagi," terangnya. 

Baca juga: Pembelajaran Tatap Muka di Kota Magelang Ditunda Lagi, Siswa Kembali Belajar Daring

Dijelaskannya, anak didik di tingkat akhir harus mendapat asupan materi yang memadahi, untuk menghadapi ujian akhir.

Ia menilai, sejauh ini, PTM masih paling efektif guna menjaga kualitas hasil belajar. Tapi, pihaknya tidak bisa memaksakan kehendak dan menanti putusan. 

"Karena mau ujian juga kan, ASPD, jadi kita memberikan rekomendasi, PTM untuk kelas akhir. Tidak sebatas empat mapel (yang diujiankan) saja," cetus Budi. 

"Mereka kan harus mendapat pendidikan yang optimal, ya, untuk mengakhiri suatu jenjang. Misalnya nanti kuotanya diatur, diisi 50 persen dari daya tampung kelasnya, itu sebenarnya nggak masalah," lanjutnya. (aka)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved