Kualitas Siswa Menurun Selama Belajar Daring, Pemkot Yogya Akui Belum Berani Gulirkan PTM Lagi

Penurunan kualitas siswa tersebut bisa dilihat dari nilai Asesmen Standar Pendidikan Daerah (ASPD) pada 2021 silam.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM / Christi Mahatma
Suasana pembelajaran tatap muka (PTM) 50 persen di SMPN 6 Yogyakarta, Rabu (02/02/2022). 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemerintah Daerah (Pemda) DIY tempo hari mengklaim kualitas siswa mengalami penurunan sampai 35 persen, sebagai dampak dilaksanakanya pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama pandemi Covid-19.

Pemkot Yogyakarta pun tak menampik bahwa fenomena itu memang benar-benar terjadi.

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Yogyakarta, Budi Santosa Asrori, menandaskan selaras hasil evaluasi, pihaknya menjumpai penurunan kualitas siswa akibat sistem PJJ.

Menurutnya, hal itu bisa dilihat dari nilai Asesmen Standar Pendidikan Daerah (ASPD) pada 2021 silam.

"Itu kan dampak kita tidak menerapkan pembelajaran tatap muka. Saya tidak ingin berdebat dengan angka, itu memang terjadi, penurunan hasil ASPD, dibandingkan ujian nasional 2019, baik SD atau SMP," cetusnya, Minggu (6/3/2022).

Menurutnya, saat ini kementerian dan lembaga riset pun sedang melaksanakan penelitian di Kota Yogyakarta, untuk lebih mendalami, sejauh mana dampak PJJ terhadap kualitas pembelajaran.

Sehingga ke depannya, Budi berharap, dapat muncul data komperhensif yang bisa menjadi penilaian, supaya tidak berpatok pada nilai-nilai ASPD semata.

"Kalau dari provinsi kan melihatnya dari sisi ASPD. Ada penurunan, ya memang betul. Toh, sekarang ini hanya 70 persen yang dapat disampaikan ke siswa, mengingat ada beberapa materi yang sulit di-PJJ-kan," ungkapnya.

Ia pun tidak memungkiri, pembelajaran tatap muka saat ini belum tergantikan di tengah kecanggihan serta kemajuan teknologi informasi sekalipun.

Tapi, pihaknya tetap harus menahan diri. Sebagai informasi, kegiatan PTM di Kota Yogyakarta sudah dihentikan sedari 1 Maret 2022 lalu.

"PTM tidak tergantikan. Tapi, harus dipahami juga, keadaan sekarang agak susah, karena penghentian PTM ini kan jadi antisipasi untuk menghindari penularan dan penyebaran Covid-19. Maka, semua di-PJJ-kan dulu," tegasnya.

Selaras rencana awal, PTM di kota pelajar bakal dihentikan secara menyeluruh sampai 7 Maret 2022.

Namun, melihat tren sebaran Covid-19 yang belum melandai, ia pun tidak menutup kemungkinan untuk memperpanjang aturan tersebut, sembari menanti situasinya kondusif lagi.

"Kita lihat minggu depan seperti apa, sampai sekarang kan masih daring total. Tapi, ini angkanya (kasus harian) tinggi terus, belum menunjukkan penurunan, kita terus lakukan evaluasi karena (PJJ) masih sampai Senin," urainya.

"Hanya saja, kalau dilihat dari data yang ada, kemungkinan PJJ akan kita teruskan lagi. Meski aktivitas sekolah sangat tertata, kita punya harapan, PJJ bisa menjadi peran kami dalam menurunkan kasus Covid-19," pungkas Budi. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved