Berita Sleman Hari Ini

Warga Terdampak Tol Yogyakarta-Bawen di Sleman Mulai Membangun Rumah Baru 

Sejumlah warga terdampak proyek pembangunan jalan tol Yogyakarta-Bawen di Sanggrahan, Tirtoadi, Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman mulai membangun

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/ Ahmad Syarifudin
Barjo, salah satu warga terdampak proyek tol Yogyakarta-Bawen di Sanggrahan Tirtoadi, menunjukkan bangunan rumah barunya setelah uang ganti rugi (UGR) cair. 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Sejumlah warga terdampak proyek pembangunan jalan tol Yogyakarta-Bawen di Sanggrahan, Tirtoadi, Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman mulai membangun rumah baru setelah uang ganti rugi (UGR) cair.

Warga mayoritas membangun rumah baru tidak jauh dari lokasi sebelumnya, dan memanfaatkan sisa material bangunan lama.

Hal ini dilakukan supaya proses pembangunan rumah lebih irit. 

Satu di antara warga Sanggrahan yang terdampak tol , Barjo (53) mengatakan, harga tanah di wilayahnya langsung terkatrol naik sejak proyek tol di Yogyakarta bergulir.

Begitu pula harga material bangunan. Hal tersebut tentu berimbas pada membengkaknya biaya pembangunan rumah baru bagi warga terdampak tol .

Untuk itu, agar biaya tidak membengkak, warga mensiasatinya dengan memanfaatkan sisa-sisa material bangunan lama. 

Baca juga: Gemilang Lawan NSH Mountain Gold, David Atkinson Belum Mampu Bawa Kemenangan DNA Bima Perkasa

"Saya itu, butuhnya yang penting ngirit," kata Barjo, ditemui di lokasi rumah barunya, Jumat (4/3/2022). 

Ia membangun rumah tidak jauh dari rumah lama yang tergusur jalan tol .

Lokasinya masih dalam satu Padukuhan. Hanya berbeda RT saja.

Alasannya, karena telah berkomitmen bersama sang isteri tidak ingin jauh dari lokasi lama.

Masih bisa hidup bertetangga dengan warga lainnya. Meskipun, harus membeli tanah dengan harga cukup mahal. 

Diceritakan, Barjo mendapatkan uang ganti rugi (UGR) tol atas sebidang tanah dan bangunan seluas 320 meter persegi senilai Rp 2,5 miliar di bulan Oktober 2021.

Uang tersebut, Rp 1 miliar langsung Ia gunakan untuk membeli sebidang tanah seluas 900 meter persegi.

Ia membeli tanah dengan harga Rp 1.250.000/ meter. Padahal, sebelum ada proyek tol tanah di Sanggrahan umumnya Rp 700.000/ meter. 

Adanya proyek tol , menurut dia, membuat harga tanah di kampungnya mengalami lonjakan hampir dua kali lipat.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved