Militer Ukraina Tembak Mati Jenderal Top Rusia

Presiden Vladimir Putin menunjuk Mayor Jenderal Andrei Sukhovetsky sebagai wakil komandan tentara gabungan.

Penulis: Sigit Widya | Editor: Sigit Widya
New York Post
Mayor Jenderal Andrei Sukhovetsky. 

TRIBUNJOGJA.COM - Pasukan pertahanan Ukraina menembak mati jenderal top Rusia, Mayor Jenderal Andrei Sukhovetsky, dalam pertempuran awal pekan ini.

Menurut pejabat Ukraina dan media Rusia, seperti diwartakan New York Post, jenderal top Rusia berusia 47 tahun tersebut terbunuh selama operasi khusus di Ukraina.

Menurut kantor berita milik negara Rusia, TASS, Presiden Vladimir Putin menunjuk Mayor Jenderal Andrei Sukhovetsky sebagai wakil komandan tentara gabungan.

Ia menjadi wakil komandan ke-41 Distrik Militer Pusat sejak tahun lalu sekaligus kepala Divisi Lintas Udara ke-7, dan pernah tugas di Suriah dan menerima penghargaan.

“Kami telah membunuhnya,” tegas Volodymyr Omelyan, mantan Menteri Infrastruktur Ukraina, seperti dikutip Tribunjogja.com, Jumat (4/3/2022) kepada Fox News Digital.

Baca juga: Perang Rusia Ukraina: Intelijen Rusia Bicara Soal Nuklir, SVR: Amerika Tahu Itu

Beberapa laporan mengutip sebuah unggahan di platform media sosial VKontakte Rusia yang dikaitkan dengan kelompok perwira militer Rusia membenarkan hal itu.

"Dengan duka mendalam, kami mengetahui berita tragis mengenai kematian seorang teman, Mayor Jenderal Andrey Sukhovetsky, di wilayah Ukraina," demikian tulisnya.

"Kami menyampaikan belasungkawa terdalam kepada keluarga Mayor Jenderal Andrey Sukhovetsky," tambahnya dalam terjemahan yang diterbitkan oleh outlet media Rusia.

Secara terpisah, Kremlin menyatakan tegas bahwa kehadiran pasukan militer Rusia di Ukraina adalah untuk melakukan operasi khusus, bukan invasi atau perang.

Namun demikian, fakta menyatakan bahwa pasukan militer Rusia telah menyerang sasaran di seluruh negeri sejak masuk dari utara, timur, dan selatan pada pekan lalu.

Baca juga: Aksi Bombardir Pasukan Rusia Membuat Ukraina Rawan Kebocoran Nuklir yang Dampaknya Mengerikan

Meski pertahanan Ukraina tidak dijaga, analis intelijen Barat mengatakan, militer setempat yang tidak dipersenjatai melakukan perlawanan hebat di luar dugaan tentara Rusia.

Sebuah konvoi militer Rusia terhenti di luar Kiev selama berhari-hari, terhambat oleh masalah logistik dan mendapat perlawanan berarti dari personel militer Ukraina.

Akan tetapi, pasukan Putin telah merebut Kherson, sebuah kota pelabuhan berpenduduk hampir 300 ribu jiwa, serta menembaki Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina.

Mereka juga mengebom pasukan pertahanan di Mariupol, pusat tepi laut, serta merebut daerah di sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa, Zaporizhzhya.

Rusia melaporkan telah kehilangan 498 tentara, tetapi pejabat Ukraina mengklaim jumlahnya mencapai 9.000 orang walaupun belum dikonfirmasi oleh otoritas dunia. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved