Berita Tribun Jogja Hari Ini

Covid Melonjak, Pemkot Yogya Hentikan Seluruh PTM di TK, SD, dan SMP

Budi Santosa: "Sudah kita koordinasikan semua daring. Ini minggu lalu (kasus harian Covid-19) di atas 2.000 terus, kan, lonjakannya tinggi.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Mona Kriesdinar
istimewa
Siswa SMPN 5 Yogyakarta memindai barcode aplikasi PeduliLindungi sebelum masuk sekolah, Senin (03/01/2022) 

Kepala SMPN 8 Yogyakarta, Retna Wuryaningsih mengatakan, selaras edaran yang dikeluarkan Disdikpora Kota Yogyakarta, pihaknya kembali menggelar pembelajaran daring 100 persen untuk kelas VII, VIII, dan IX. Ia menilai, kebijakan tersebut sudah sangat tepat.

"Kami lebih nyaman begitu, dengan kondisi ada siswa yang terpapar, keluarganya terpapar, itu kan lebih baik, untuk mencegah berkembangnya (virus) semakin luas. Lebih baik diantisipasi dengan daring dulu," ucapnya, Selasa (1/3/2022).

Ia mengatakan, sekolah selalu mengikuti perkembangan Covid-19 yang tengah melonjak, tidak hanya di Kota Yogya saja, tetapi juga daerah-daerah lain di DIY.

Pasalnya, jika dilihat dari domisilinya, siswanya tidak hanya berasal dari kota saja, namun juga kabupaten di sekitarnya.

"Ada yang dari Sleman, Bantul juga. Artinya lintas wilayah, dan mereka bertemu jadi satu di kota," terang Retna.

Dirinya pun meyakini, baik guru maupun siswa, sudah terbiasa dengan skema pembelajaran daring yang akrab ditempuh sejak masa pandemi, sehingga tidak ada kendala berarti. Kebetulan, saat ini SMPN 8 Yogyakarta tengah menggelar penilaian tengah semester (PTS).

"Anak-anak bisa mengerjakan dengan laptop atau handphone, dan itu terpantau dari aplikasi yang kita gunakan. Jadi, siswa yang belum join atau belum mengerjakan PTS bisa terpantau," katanya.

"Hari ini (kemarin) mulai bergulir kan semua mengikuti, tidak ada masalah. Tidak ada yang harus datang ke sekolah juga karena kendala sinyal atau gadget. Semuanya bisa mengakses dan mengerjakan dari rumah," imbuh kepsek.

Lebih lanjut, Retna menjelaskan, sejauh ini pihaknya baru mendapat informasi soal penghentian PTM yang sebatas satu pekan saja atau hingga 7 Maret mendatang. Karena itu, untuk perkembangan berikutnya, sekolah masih menanti arahan dan kebijakan dari Disdikpora Kota Yogyakarta. "Nanti ketika anak-anak berangkat lagi pun akan kita lakukan skrining. Bagaimana aktivitasnya selama di rumah, atau misal ada riwayat perjalanan, kita perhatikan betul," katanya.

Namun, bagaimanapun juga, ia berharap tren lonjakan kasus Covid-19 di DIY bisa segera berakhir sehingga PTM dapat digulirkan kembali, meski dengan pembatasan kuota 50 persen. Apalagi, saat ini siswa-siswi kelas IX tengah menjalani persiapan ASPD pada Mei mendatang.

"Yang penting kasusnya turun dulu. Nanti yang hadir ke sekolah terbatas tidak masalah, tidak langsung 100 persen. Misalnya bertahap, berapa persen dulu. Kalau habis semua didaringkan, mungkin maksimal 50 persenlah," pungkasnya.

Ortu kecewa

Namun demikian, kebijakan belajar daring rupanya memantik kekecewaan orang tua siswa. Mahadevi satu di antaranya.

Menurutnya, jika pembelajaran kembali digulirkan secara daring, dikhawatirkan sang anak tak bisa menyerap materi-materi dengan optimal. Sebab, berdasar pengalamanya, sistem daring ini kurang efektif untuk pelajar SD.

"Soalnya anakku kan masih kecil, kalau mereka belajar di rumah itu belum bisa. Beda kalau anaknya SMP atau SMA mungkin tidak masalah. Tapi, kalau anak TK atau SD kan belum bisa belajar secara mandiri, ya," keluhnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved