Berita Tribun Jogja Hari Ini
Covid Melonjak, Pemkot Yogya Hentikan Seluruh PTM di TK, SD, dan SMP
Budi Santosa: "Sudah kita koordinasikan semua daring. Ini minggu lalu (kasus harian Covid-19) di atas 2.000 terus, kan, lonjakannya tinggi.
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Mona Kriesdinar
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta secara resmi menghentikan seluruh kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) untuk jenjang TK, SD, dan SMP di wilayahnya. Kebijakan tersebut diambil sebagai antisipasi peningkatan kasus Covid-19 yang terus terjadi belakangan ini.
Pemkot Yogyakarta sejatinya sudah menerapkan PTM dengan kuota 100 persen per 24 Januari lalu. Namun, seiring lonjakan sebaran virus corona, satu minggu berikutnya kuota PTM kembali diturunkan menjadi 50 persen per 2 Februari. Kini, setelah peningkatan kasus tak kunjung mereda, PTM pun dihentikan.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kota Yogyakarta, Budi Santosa Asrori menjelaskan, sesuai rencana pemberhentian kegiatan belajar mengajar luring dilakukan selama satu pekan ke depan (1-7 Maret 2022).
Sehingga, proses pembelajaran dialihkan ke daring.
"Sudah kita koordinasikan semua daring. Ini minggu lalu (kasus harian Covid-19) di atas 2.000 terus, kan, lonjakannya tinggi," urainya, Rabu (1/3/2022).
Karenanya, ia berharap, dengan mengembalikan sistem pembelajaran menuju sistem daring, tren kasus harian di Yogyakarta bisa segera melandai.
Terlebih, selama PTM bergulir lebih kurang dua bulan terakhir, banyak siswa, maupun tenaga kependidikan yang turut terpapar.
"Semua tingkatan banyak yang terpapar, SMK, SMA, SMP, semua ada. Itu tidak hanya siswa, tapi guru juga banyak yang terpapar, karena penularannya cepat banget sekarang, beda dengan varian Covid-19 yang dulu," katanya.
"Tapi, pelacakan di sekolah kan lebih mudah dibanding institusi yang lain, seperti pusat bisnis, atau pasar. Kalau sekolah kan yang datang cuma itu-itu saja," lanjut Budi.
Walau begitu, Kadisdikpora mengimbau pada orang tua dan wali, supaya tetap mengawasi kegiatan anak-anaknya selama PTM dihentikan.
Kemudian, pihak sekolah dimintanya untuk meningkatkan kapasitas sarana dan prasarana penunjang protokol kesehatan di lingkungan masing-masing.
"Kalau disinfeksi secara menyuluruh sudah rutin dilakukan sekolah. Tapi, selama PTM berhenti ini, kita minta sekolah untuk meningkatkan sarana dan prasarananya. Sehingga, ketika sewaktu-waktu PTM digulurkan kembali, mereka sudah lebih siap," pungkasnya.
Sekolah mendukung
Pihak sekolah mendukung penuh kebijakan Pemkot Yogyakarta terkait penghentian PTM selama sepekan ke depan.
Bukan tanpa alasan, di tengah lonjakan kasus Covid-19, mereka merasa lebih nyaman ketika KBM didaringkan kembali.