Kisah Inspiratif

Mbah Prapto Asal Bantul Tekuni Usaha Membuat dan Reparasi Gerobak Sapi Meski Berusia Senja

Gerobak Sapi sebagai alat transportasi pengangkut barang dan orang sudah jarang ditemukan termasuk di wilayah Bantul .

Penulis: Santo Ari | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/ Santo Ari
Mbah Prapto Prayitno (baju putih) sedang membuat gerobak bersama rekannya 

"Yang susah adalah aksesoris, kroso, gribik sama tepong itu perlu keahlian khusus, maka memesan perajin," ungkapnya.  

Ia juga menyatakan, tidak semua detail gerobak ia buat sendiri, ada beberapa bagian yang ia harus mencarinya, misalnya roda gerobak dimana ia harus membeli roda jeep atau roda truk bekas.

Dengan tubuh tuanya, Prapto juga mengakui bahwa kadangkala ia harus minta bantuan orang lain saat membuat gerobak sapi.

"Kalau sulit ya cari teman, kalau dikerjakan sendiri, (bagi) orang tua ya susah. Kalau pekerjaan agak banyak ya cari teman, nanti saya yang mengarahkan," tuturnya.

Dalam membuat gerobak, Prapto biasanya ditemani anak pertamanya, Sriyanto (48) yang juga sebagai bajingan. Ia juga terkadang dibantu tetangganya jika banyaknya pesanan gerobak.

Sriyanto menyatakan bahwa dirinya juga tertarik menggeluti gerobak sapi. Menurutnya gerobak sapi merupakan alat transportasi zaman dulu yang perlu dilestarikan.

"Kalau bukan kita yang melestarikannya siapa lagi," katanya.
 
Adapun bagi pemilik gerobak, keindahan dan estetik gerobak juga menjadi kebanggaan tersendiri. Bahkan ada event khusus untuk menilai keindahan gerobak sapi.

Baca juga: Distributor Gunungkidul Mengaku Kesulitan Dapatkan Minyak Goreng Kemasan dari Produsen

Seperti Sumardiyanto (47) dukuh Siluk 1, Kalurahan Selopamioro, Kapanewon Imogiri, Bantul. Ia mengakui beberapa kali menjuarai perlombaan gerobak sapi.

"Sudah tiga kali menang, biasanya dapat tropi, dan sedikit uang," katanya.

Ia menceritakan bahwa umur gerobak yang dimilikinya sudah sekitar 50 tahun. Gerobak miliknya adalah peninggalan dari kakeknya. Meksi gerobaknya sudah terbilang tua, namun Sumardiyanto mengaku tidak mengalami kesulitan dalam perawatannya.

"Gerobak usianya 50 tahunan lebih. Kalau perawatan tidak susah, sapinya yang susah," kelakarnya. (nto)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved