Berita Gunungkidul Hari Ini
Tindak Kekerasan di Sekolah Gedangsari Gunungkidul Berakhir Damai
Seorang pelajar berinisial N disebut mengalami tindak kekerasan dari seorang guru di SMPN 1 Gedangsari , Gunungkidul .
Penulis: Alexander Aprita | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Seorang pelajar berinisial N disebut mengalami tindak kekerasan dari seorang guru di SMPN 1 Gedangsari , Gunungkidul .
Kejadian ini pun akhirnya berakhir damai dan diselesaikan secara kekeluargaan antara dua belah pihak.
Wiyanto, Bagian Kesiswaan SMPN 1 Gedangsari tak menampik adanya kejadian tersebut.
Ia menyebut peristiwa itu sebagai ketidaksengajaan.
"Istilahnya si anak kesampluk (terpukul) tangan wali kelasnya itu," ujarnya ditemui pada Jumat (18/02/2022).
Baca juga: Fenomena Kekerasan di Lingkungan Ponpes, Kemenag Gunungkidul: Tidak Bisa Digeneralisir
Menurut Wiyanto, insiden terjadi pada Selasa (15/02/2022) lalu.
Saat itu N diminta S, wali kelasnya, datang untuk mengerjakan try out ASPD (Assesmen Standar Pendidikan Daerah) susulan.
Seharusnya, N mengikuti try out susulan pada Jumat (11/02/2022) lalu, namun yang bersangkutan tidak hadir.
Padahal sebelumnya sudah dihubungi dan menyatakan kehadirannya.
"Barulah Selasa kemarin itu datang mengerjakan try out susulan di perpustakaan, didampingi S," tutur Wiyanto.
Ia mengatakan S sempat bertanya perihal ketidakhadiran N dan memberikan nasihat, namun respon yang diberikan N disebut kurang baik.
S pun disebut melayangkan tangan ke bagian mulut N, tujuannya agar dia diam.
Namun, Wiyanto menyebut N sempat menangkis hingga akhirnya terkena pukulan.
Baca juga: Peringatan Hari Ibu di Gunungkidul, Kasus Kekerasan pada Perempuan Jadi Sorotan
Bagian wajah yang terpukul pun akhirnya terluka.
"S setelah itu sempat langsung minta maaf, ada guru lain jadi penengahnya," katanya.
Meski demikian, orang tua N disebut marah dengan kejadian tersebut.
Kepala SMPN 1 Gedangsari , Mursinah menyampaikan orang tua N datang ke sekolah untuk menyampaikan protes.
Pihaknya lantas melakukan mediasi antara S dan keluarga N.
Menurutnya, proses tersebut turut disaksikan oleh aparat Bhabinkamtibmas serta dukuh setempat.
"Akhirnya selesai secara kekeluargaan, lewat surat pernyataan," kata Mursinah.
Ia juga mengatakan S sudah dipanggil untuk dimintai klarifikasi.
Pembinaan pun sudah diberikan dan S disebut berjanji tidak akan melakukan kejadian serupa.
Saat ditemui, N menyebut bahwa ia sempat dipukul beberapa kali dengan kepalan tangan S.
Baca juga: Kekerasan Perempuan dan Anak di Gunungkidul Meningkat, Ada 92 Kasus Dilaporkan Selama 2021
Ia sempat diam setelah terkena pukulan pertama.
"Saya juga tidak mengerti kenapa beliau begitu," katanya.
N sendiri mengakui jika dirinya melakukan kekeliruan.
Sebab ia sempat tidak datang ke sekolah 3 hari, dari izin awalnya 2 hari absen.
Selain itu, ia sempat tak datang saat pengambilan foto untuk ijazah, dengan alasan kesiangan.
Ia mengaku masih sedikit kesal dengan peristiwa tersebut.
Namun permintaan maaf dari wali kelas dan pihak sekolah pun tetap diterima, alasannya memikirkan nasibnya ke depan.
"Saya takutnya malah tidak bisa ikut ujian kelulusan nanti," ujar N.( Tribunjogja.com )