Berita Bisnis Terkini
Jamu Gendong Gesikan Laris Manis saat Pandemi
Sebelumnya para peracik jamu berkeliling hanya membawa 10 - 12 liter kini meningkat menjadi 12-15 liter setiap hari.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Gaya Lufityanti
Ia sendiri sudah menggeluti usaha jamu tradisional sejak 8 tahun silam.
"Awalnya memang sulit ya. Karena istilahnya harus babat mencari langganan, rajin menawarkan jamu. Tapi, sekarang alhamdulillah sudah banyak langganan," kata dia.
Baca juga: Kunjungi Sentra Jamu Gendong Sleman, Menparekraf Diajak Emak-emak Numbuk Jamu
Apriyanti mengungkapkan, jamu tradisional olahannya biasanya dijajakan keliling di seputar Kapanewon Tempel hingga Sleman.
Setiap keliling, dirinya membawa sekira 15-16 liter jamu.
Jumlah sebanyak itu biasanya habis dalam waktu tiga jam.
Satu gelas jamu dihargai Rp 2500- Rp 3.000.
Ada juga yang dijual dalam bentuk botol dengan harga Rp 6.000- Rp 7.000.
Ia sendiri sudah memiliki langganan tetap yang tiap minggu pasti keluar 15 botol.
Omzet yang didapat cukup lumayan.
"Omzetnya sekali keliling (menjual jamu) di atas Rp 100.000 di bawah Rp 200.000," kata dia.( Tribunjogja.com )