Pesawat Tempur Rusia Melakukan Manuver di Dekat Pesawat Patroli Maritim P-8 Angkatan Laut AS

Pihak AS sendiri tidak menjelaskan secara detail mengenai insiden tersebut dan seberapa dekat pesawat Rusia tersebut melakukan manuver.

Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
navaair.navy.mil
P-8 Poseiodn milik US Navy 

TRIBUNJOGJA.COM, WASHINGTON DC - Pesawat tempur Sukhoi SU-35 milik Rusia dikabarkan melakukan manuver yang dianggap membahayakan di dekat pesawat patroli maritim P-8 Angkatan Laut AS di atas perairan internasional Mediterania.

Insiden yang terjadi akhir pekan ini tersebut pun memicu protes dari AS ke Rusia.

Pihak AS sendiri tidak menjelaskan secara detail mengenai insiden tersebut dan seberapa dekat pesawat Rusia tersebut melakukan manuver.

Namun yang jelas, pihak AS sudah mengirimkan nota protes ke Rusia melalui jalur diplomatik.

"Kami telah menyampaikan kekhawatiran kami kepada pejabat Rusia melalui saluran diplomatik," kata Kapten Mike Kafka, Direktur Operasi Pers Pertahanan Pentagon seperti yang dikutip Tribunjogja.com dari Kompas.com yang melansir pemberitaan dari CNN pada, Kamis (17/2/2022).

Pelaporan awal menunjukkan ada insiden berikutnya terjadi setelah itu antara jet AS dan Rusia, yang merupakan pesawat tempur Sukhoi SU-35, menurut seorang pejabat pertahanan AS.

Beberapa pejabat mengindikasikan ada video terkait kejadian tersebut.

Tetapi pemerintahan Biden belum secara terbuka mengakui rincian apa pun di tengah meningkatnya ketegangan dengan Rusia yang memasang pasukannya dekat perbatasan Ukraina.

Baca juga: KRISIS Ukraina-Rusia: Presiden Vladimir Putin Lempar Tuduhan ke Amerika Serikat

Baca juga: Respon Ketegangan Ukraina-Rusia, 1700 Prajurit Penerjun Payung AD Amerika Dikirim ke Polandia

Pada Rabu (16/2/2022), Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan AS tidak mengamati "penarikan mundur yang berarti" dari pasukan Rusia di dekat Ukraina, meskipun media pemerintah Rusia melaporkan bahwa pasukan akan meninggalkan Krimea.

Duta Besar Rusia untuk Uni Eropa, Vladimir Chizhov, mengatakan kepada Die Welt, sebuah surat kabar Jerman, bahwa tidak akan ada serangan ke Ukraina "dalam beberapa minggu atau bulan mendatang."

Tetapi AS dan NATO secara luas tetap skeptis terhadap pernyataan Rusia tentang de-eskalasi, karena kekuatan luar biasa yang diposisikan begitu dekat dengan Ukraina.

Sementara ada ambiguitas dari Kremlin tentang tujuan mendasar mereka.

Pertemuan antara pesawat AS dan Rusia di atas Laut Mediterania, meskipun ratusan mil jauhnya dari Ukraina, hanya menambah sensitivitas situasi.

Bukan hal yang aneh bagi pesawat Rusia untuk mendekati pesawat militer AS tetapi sebagian besar interaksi dianggap aman dan profesional oleh AS.

"Meskipun tidak ada yang terluka, interaksi seperti ini dapat mengakibatkan salah perhitungan dan kesalahan yang mengarah pada hasil yang lebih berbahaya," kata Kafka.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved