Podcast Tribun Jogja
Blak-blakan Bareng Mas Marrel (2): Kerja Part Time di Kampus Hingga Jadi Pengantar Daging Sapi
Setelah lulus SMA, Mas Marrel terbang ke Inggris untuk melanjutkan studinya. Hubungan Internasional menjadi jurusan pilihan.
TRIBUNJOGJA.COM - Masih di Podcast Tribun Jogja, menghadirkan tamu istimewa, RM Gustilantika Marrel Suryokusumo, cucu Raja Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Dipandu host Yudha Kristiawan, sosok yang akrab disapa Mas Marrel ini melanjutkan kisahnya usai lulus dari SMA.
Setelah lulus SMA, Mas Marrel terbang ke Inggris untuk melanjutkan studinya. Hubungan Internasional menjadi jurusan pilihan.
Masa-masa awal di Inggris dia merasakan musim dingin. Saat pagi, sedang dingin-dinginnya, dia ingin banget makan soto, namun tentu dia tak bisa mendapatkannya.
“Saat itu pagi-pagi di sana musim dingin jadi rasanya banget, mau cari soto nggak ada,” katanya lalu tertawa.
Baca juga: Blak-blakan Bareng Mas Marrel (1): Pernah Dihukum Ngepel Lantai Sekolah
Selama di Inggris, dia punya banyak teman, mulai dari orang Indonesia hingga orang-orang dari luar. “Seneng berteman dengan teman-teman dari luar soalnya sama mereka bebas ngobrol begitu. Kalau yang dari Indonesia, tahu kalau saya dari Keraton lalu ya ada beban begitulah,” ungkapnya.
Selama kuliah, dia kerja kerja part time di kampus, jadi tukang bawa-bawa papan. “Sempat mau jadi tukang parkir, tapi nggak jadi. Hasilnya lumayan untuk harian. Tapi yang penting saya bisa belajar, karakter saya ternyata begini, mengalir,” akunya.
Selama kuliah dia pun menekuni dunia balap. Apalagi dia menjadi satu-satunya orang Indonesia yang lulus seleksi untuk menjadi anggota tim balap di kampusnya.
Sebenarnya dia tidak boleh membalap, karena bisa mengganggu kuliah. Namun Mas Marrel menjamin semua bisa jalan dan itu sudah dibuktikannya.
“Tugas kuliah juga banyak, tapi bisa saya kerjakan. Jadi ya kerja part time, ya membalap. Pas lulus, hasilnya juga ok,” kenangnya.
“Saya sekolah di luar itu untuk mandiri, dan bisa ngerasain hidup yang harus kita tanggung. Kita diberi kebebasan kuliah di luar, maka dituntut tanggung jawab,” kata Mas Marrel.
Ketika pulang ke Indonesia dia pun terus menekuni dunia balap. Bahkan tidak masalah sekalipun mendapat mobil bekas. “Dapat mobil bekas ya tetap gas,” kata Mas Marrel.
Selain balapan, Mas Marrel kemudian magang kerja ke Sang Eyang, Ngarso Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono X. Dia mendampingi Ngarso Dalem untuk urusan internasional, sesuai dengan jurusan kuliahnya.
“Saya magang ke Ngarso Dalem, didhawuhi untuk nderek, dan menyampaikan apa yang disampaikan Ngarso Dalem saat menjalin hubungan internasional,” katanya.
Kemudian Mas Marrel melanjutkan kuliah jenjang S2, juga di Inggris. Setelah lulus S2, dia mencoba bisnis sendiri, dia ingin mendapatkan pengalaman baru.
“Saya jualan daging sapi, sata pengen tahu itu gimana, terlibat motong daging, ngekru. Sama, waktu balap ya ngekru dulu. Sempat nganter daging, awalnya naik motor ke rumah-rumah, nganter ke Condong Catur, langsung jalan perempatan Jalan Wonosari. Itu harus dilakuin, ini harus dirintis, pengen ke arah service atau layanan, sehingga pelanggan bener-bener diuwongke,” paparnya.