Kecelakaan Bus di Imogiri

Pasien Kecelakaan Bus yang Positif Antigen Meronta Ingin Pulang ke Sukoharjo

Pertama, ia mengalami trauma kecelakaan. Kedua, ia syok mengetahui hasil swab antigen ternyata positif.  

Penulis: Santo Ari | Editor: Sigit Widya
Tribun Jogja/Miftahul Huda
Bus pariwisata rusak parah setelah mengalami kecelakaan di Jalan Imogiri-Mangunan, tepatnya di bawah Bukit Bego, Imogiri, Kabupaten Bantul, Minggu (6/2/2022) siang. 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL  - Sampai Senin (7/2/2022) sore, empat pasien kecelakaan bus di Imogiri masih dirawat di RSUD Panembahan Senopati.

Sehari sebelumnya atau Minggu (6/2/2022) malam, terdapat tujuh pasien di RSUD Panembahan Senopati.

Bahkan, seorang pasien ternyata mendapatkan hasil positif swab antigen, tetapi nekat ingin pulang ke Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.

Kasubag Hukum Pemasaran dan Kemitraan RSUD Panembahan Senopati, Siti Rahayuningsih, menyatakan, pada Minggu (6/2/2022) malam masuk tujuh pasien untuk rawat inap.

Seorang pasien pulang karena permintaan sendiri, seorang lagi dirujuk di RS Bethesda, dan seorang lagi dirujuk ke RSUD Sukoharjo.

Adapun,  pasien yang pulang karena permintaan sendiri ternyata positif antigen Covid-19. 

"Prosedur untuk pasien rawat inap harus melalui skrining swab antigen. Ternyata, seorang pasien dinyatakan positif," ujarnya.

Mobil ambulans PMI Bantul saat membawa korban kecelakaan bus pariwisata ke RSUD Panembahan Senopati, Minggu (6/2/2022) sore.
Mobil ambulans PMI Bantul saat membawa korban kecelakaan bus pariwisata ke RSUD Panembahan Senopati, Minggu (6/2/2022) sore. (TRIBUNJOGJA.COM/Almurfi Syofyan)

Baca juga: Soal Nyawa Jangan Main-Main, Sudah Ada Larangan Bus Besar Lintasi Jalan Dlingo-Imogiri

Pihak medis, lanjut Siti, pun berupaya memindahkan yang bersangkutan ke ruang rawat isolasi yang berada di IGD.

Namun, pasien yang juga mengalami luka kategori sedang tersebut menolak.

Ia malah ingin pulang ke Kabupaten Sukoharjo.

Pasien itu lantas pulang, tetapi tidak ada rujukan ke RS yang ada di sana.

"Pulang tadi malam. Pasien sempat meronta-ronta ketika mau kami pindah ke ruang isolasi IGD. Ia tidak mau. Ia minta pulang," ungkapnya.

Siti menyampaikan bahwa pasien tersebut kemungkinan mengalami double shock.

Pertama, ia mengalami trauma kecelakaan. Kedua, ia syok mengetahui hasil swab antigen ternyata positif.  

Bus pariwisata yang mengalami kecelakaan di Jalan Imogori, Kedungguweng, Wukirsasi, Imogiri, Kabupaten Bantul, Minggu (6/2/2022).
Bus pariwisata yang mengalami kecelakaan di Jalan Imogori, Kedungguweng, Wukirsasi, Imogiri, Kabupaten Bantul, Minggu (6/2/2022). (Tribunjogja.com/Miftahul Huda)

Baca juga: Evaluasi Jalur Maut Imogiri, Dishub DIY: Izin Trayek Kendaraan Harus Jelas

"Karena double shock, secara kemanusiaan, ya, susah," imbuhnya.

Menurut Siti, karena ada korban yang positif swab antigen, otomatis satu rombongan di dalam bus nahas bisa dibilang kontak erat. 

Senin (7/2/2022), petugas medis RSUD Panembahan Senopati melakukan swab kepada seorang pasien lagi yang masih dirawat.

Yang bersangkutan kontak erat dengan pasien positif antigen yang sempat meronta ingin pulang ke Kabupaten Sukoharjo.

Upaya swab merupakan tindakan lanjutan untuk penegakan diagnosa apakah pasien terkonfirmasi positif Covid-19 atau tidak.

"Sampai sekarang, statusnya suspek, bukan konfirmasi," ucapnya.

Penanganan pasien tersebut pun disendirikan di ruang rawat khusus atau ruang isolasi. 

"Tiga pasien lain belum swab antigen, tapi tetap kami sendirikan di ICU Covid-19. Sebab, mereka dianggap kontak erat," pungkasnya. (nto)  

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved