Kecelakaan Bus di Imogiri
Kisah Danarto Korban Selamat Laka Bus di Imogiri, Bercucuran Darah Merangkak Mencari Kedua Anaknya
Karena kerasnya benturan, ia terpental ke luar bus. Dalam kondisi terluka parah, ia sempat berusaha mencari keluarganya.
Penulis: Santo Ari | Editor: Muhammad Fatoni
Danarto sempat mendengar pembicaraan sopir dan kernet bahwa filter bus kotor atau bermasalah.
Kernet menimpali bahwa seminggu sebelumnya mereka lewat jalur tersebut dan tidak ada masalah.
"Baru satu minggu kita dari sini nggak apa-apa," kata Danarto mengulang pembicaraan kernet bus.

Setelah mendengar pembicaraan sopir dan kernet, Danarto mengaku perasaan sudah tidak enak.
Sampai jalan menurun awalnya bus melaju biasa.
Namun di tikungan Bukit Bego, sopir terlihat panik dan memainkan perseneling, setelah itu laju bus sudah oleng ke kanan dan ke kiri.
"Saya bilang pir ini bisa enggak? Sopir enggak bicara, diam semua, kayaknya panik. Mungkin ini blong. Bus itu turun dalam kecepatan tinggi. Bolak balik mau dihantemin ke mana nggak tahu. Akhirnya di tikungan terakhir ada elf dari bawah, kalau ga salah bawa pasir. Mau dihantamin ke situ takut semua habis. Kalau ke kiri jurang. Pikirnya langsung ambil ke kanan tebing itu," ungkapnya.
Total Korban
Sementara itu, Manajer Humas Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul, Wahyu Priyono, mengatakan total korban kecelakaan bus Santosa Abadi di Jalan Mangunan-Imogiri Bantul berjumlah 16 orang.
Dari jumlah tersebut, lima di antaranya meninggal dunia dan sudah diantar pulang pada Minggu malam.
Salah satu dari lima korban yang meninggal dunia adalah sopir bus.
"Sopir bus meninggal sebelum dilakukan tindakan medis. Meninggalnya sudah di sini, dalam perjalanan masih hidup. Tapi karena mungkin kondisi parah, sebelum penindakan meninggal di IGD," ujarnya.
Baca juga: KISAH Saksi Mata Kecelakaan Maut Bus Pariwisata di Bantul, Tak Sengaja di TKP
Baca juga: Cerita Para Saksi Kecelakaan Maut Bus di Imogiri, Ungkap Tragedi Memilukan
Sementara saat ini yang masih dalam perawatan ada 11 orang termasuk anak-anak.
11 pasien yang dirawat tersebut mengalami luka pascatrauma karena benturan.
Seorang korban mengalami dislokasi, tulang keluar dari persendian di bagian paha.
"Kalau anak-anak dalam kondisi baik, bisa duduk, bisa makan meskipun pakai tangan kiri, karena tangan kanan terpasang infus," terangnya.
( tribunjogja.com/ santo ari )