Setara Gaji UMR, Usaha Sampingan Budi Daya Lobster Air Tawar
Usaha budi daya lobster air tawar yang telah ditekuninya sejak 2018 itu kini telah menemui titik terang setelah pada 2020
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
Penghasilannya pun hilang.
Saat itu dia yang masih duduk di bangku semester 5 Universitas Muria Kudus pun harus rela berhenti.
Dia pun akhirnya berpikir ulang bagaimana agar bisa tetap mendapatkan penghasilan.
Meski belum punya tanggungan keluarga, sulung tiga bersaudara dari pasangan Sri Lestari dan Agung Susetyo berpikir agar bisa mengumpulkan uang untuk biaya pernikahan dan kehidupan setelahnya.
Dari situlah dia mulai bersungguh-sungguh dalam budi daya lobster.
Segenap pengalaman yang telah didapatkan sejak dua tahun terakhir akhirnya benar-benar dia maksimalkan.
“Belajar budi daya lobster saya dari teman. Saya diajari, kemudian di rumah saya kembangkan sendiri sampai ada beranak, terus diajari mengawinkan indukan sendiri,” katanya.
Setelah setahun lebih menekuni budi daya lobster, kini Dicky bisa mendapat penghasilan karenanya.
Rata-rata per bulan dia mendapat setara dengan upah minimum Kabupaten Kudus.
"Alhamdulillah. Kini sudah ada penghasilan," kata dia.
Pemasaran yang dilakukan oleh Dicky sebagian besar melalui daring.
Dari situ tidak hanya Kudus saja yang membeli lobsternya.
Banyak pembeli dari berbagai daerah, misalnya Pati, Jepara, Brebes, Banyumas, sampai Jakarta.
Harga yang dia patok per kilogram berisi sekitar 13 ekor lobster senilai Rp 200 ribu.
Biasanya lobster yang dia jual sudah dibekukan.