Tracing dan Testing di Gunungkidul Meningkat Akibat Kasus Covid-19 Terus Bertambah

Hingga Jumat (04/02/2022) ini, dilaporkan ada 16 kasus aktif COVID-19 dalam perawatan dan isolasi mandiri di Gunungkidul

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Alexander Ermando
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Selama beberapa hari terakhir, kasus konfirmasi positif COVID-19 di Gunungkidul terus bertambah.

Hingga Jumat (04/02/2022) ini, dilaporkan ada 16 kasus aktif COVID-19 dalam perawatan dan isolasi mandiri.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul, Dewi Irawaty, mengatakan bahwa kondisi itu membuat tindakan tracing (pelacakan) dan testing (pemeriksaan) ikut meningkat.

"Ya (meningkat), karena kasusnya juga sedang naik," kata Dewi ditemui sore ini.

Adapun langkah 3T (Testing, Tracing, Treatment) COVID-19 di Gunungkidul menyesuaikan dengan dinamika kasus.

Jika ada penambahan, maka ketiga langkah ini akan lebih gencar dilakukan.

Dewi mencontohkan, dalam satu kasus aktif rata-rata didapat 7 sampai 10 kontak erat.

Seluruh kontak erat ini juga harus diperiksa untuk memastikan kondisinya.

"Untungnya kebanyakan kontak erat ini hasilnya negatif, jadi tidak terlalu berpengaruh pada penambahan kasus," ujarnya.

Terkait pemeriksaan mandiri, Dewi menyebut tidak banyak warga Gunungkidul yang melakukan hal tersebut.

Pasalnya, mereka harus mengeluarkan biaya lebih untuk tes COVID-19 mandiri.

Menurutnya, pemeriksaan mandiri baru dilakukan saat ada warga yang akan melakukan perjalanan ke luar daerah.

Sebab hal itu jadi syarat perjalanan dengan moda transportasi umum.

"Saya kira juga tidak banyak warga Gunungkidul yang melakukan perjalanan seperti itu," kata Dewi.

Bupati Gunungkidul, Sunaryanta, sebelumnya meminta warganya lebih memperkuat protokol kesehatan (prokes). Terutama ketika beraktivitas di tempat ramai seperti lokasi wisata.

Imbauan itu diberikan mengingat saat ini potensi lonjakan kasus COVID-19 sedang tinggi.

Pada sisi lain, langkah antisipasi disiapkan guna menekan terjadinya lonjakan kasus.

"Kami saat ini fokus di akselerasi (percepatan) vaksinasi sebagai antisipasi," kata Sunaryanta.(*)

 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved