Kajian Pengembangan Hotel Mutiara Malioboro : Sisi Utara untuk Sentra UMKM, Selatan Tetap Hotel

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemda DIY tengah mengkaji pemanfaatan Hotel Mutiara yang terletak di kawasan Malioboro .

Dua bangunan tua yang dibeli seharga Rp 170 miliar pada 2020 lalu tersebut, berdasarkan hasil kajian sementara akan dimanfaatkan untuk sentra Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM ).

Sedangkan Hotel Mutiara II atau bagunan yang berada di sisi selatan akan tetap dikembangkan menjadi hotel.

"Hasil kajiannya adalah akomodasi plus. Karena dari struktur dan fungsinya dari awal hingga sekarang ini peruntukannya seperti itu (hotel) dan kondisinya masih sangat layak untuk dioperasionalkan baik kamar maupun fasilitas lainnya," terang Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) DIY, Singgih Raharjo, Minggu (30/1/2022).

Baca juga: Direncanakan Dibangun Pada 2022, Hotel Mutiara Kota Yogyakarta Masih Dalam Perencanaan DED

Menurutnya, lokasi Hotel Mutiara sangat strategis karena masuk dalam kawasan Malioboro yang juga menjadi satu bagian dengan sumbu filosofis. 

Terlebih Pemda DIY juga tengah mengusulkan sumbu filosofis menjadi warisan budaya tak benda menurut UNESCO.

Harapannya dua spot tersebut dapat menjadi daya tarik luar biasa bagi wisatawan.

"Sekarang ini ada 2 hotel yang bisa operasional ada Mutiara 1 dan 2. Mutiara 1 untuk UMKM hasil kurasi yang 2 baru kita sampaikan Ngarso Dalem (Sri Sultan HB X) untuk dapat arahan lebih lanjut," paparnya.

Dia melanjutkan, bangunan hotel Mutiara 2 yang diperuntukkan untuk hotel dikatakan bakal memiliki sejumlah keunggulan.

Pengembangannya dilakukan dengan pendekatan budaya dan menonjolkan sisi ke-Yogyakarta.

Hotel juga akan menawarkan wisata gastronomi.

Yakni sebuah perjalanan yang berhubungan dengan kuliner di suatu daerah.

"Jadi tak sekadar makan tapi bisa mendalami lagi tentang history dan filosofi makanan itu sendiri. Jadi punya cerita di balik makanan itu sendiri, gastronomi seperti itu," jelasnya.

Baca juga: Sempat Terkendala Lab, Penyusunan DED Hotel Mutiara Ditarget Selesai 2021

Terkait kapan hotel itu beroperasi, Singgih belum bisa memastikan.

Sebab, prosesnya masih tahap paling awal yakni kajian.

Pihaknya juga masih menunggu arahan lebih lanjut dari Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X terkait pengembangannya.

"Ini kan baru kajian, nanti akan ditindak lanjuti dengan arahan dulu. Nanti bergerak mana yang harus kita ambil langkahnya. Yang pasti akan tersinkronisasi dengan Mutiara 1 dan 2," jelasnya.

Terpisah, Kepala Dinas Koperasi dan UKM (Diskop UKM) DIY, Srie Nurkyatsiwi menjelaskan, untuk bangunan Hotel Mutiara I di sisi utara dipastikan bakal menjadi sentra UMKM .

Bangunan tersebut bakal menampung produk-produk UMKM yang lolos kurasi.

Sehingga tak menutup kemungkinan PKL Malioboro juga dapat berjualan di tempat itu asalkan memenuhi kriteria yang ditentukan.

"Asal memenuhi standar yang ditentukan ya, namanya proses kurasi entah kualitasnya dan lainnya. Semua memungkinkan tapi kan ada regulasinya," terangnya.

Tak hanya berjualan, pelaku usaha yang dinyatakan lolos kurasi juga akan dibina untuk terus mengembangkan usahanya.

Selain itu, sentra UMKM tersebut juga akan terintegrasi dengan hotel yang ada di sisi selatan.

"Arahan Ngarso Dalem konsepnya untuk lebih ke bisnis dalam arti UMKM. Fungsi pembinaan disiapkan sejak awal mereka yang masuk di sana," ujarnya. 

Menurut Siwi, saat ini Pemda DIY masih menyusun Detail Engineering Design (DED) untuk merenovasi Hotel Mutiara.

Bangunan tersebut juga menjalani kajian konstruksi mengingat usianya yang sudah tua.

Selain itu bangunan juga akan direnovasi karena peruntukannya berbeda dengan hotel.

"Bagaimana kita desain ruang yang akan dimanfaatkan dari sisi bisnis," bebernya. ( Tribunjogja.com )