Berita Kulon Progo Hari Ini
Industri Batik di Kulon Progo Mulai Bergeliat Melalui Penciptaan Keunikan Karakter Motif Batik
Industri batik di Kabupaten Kulon Progo mulai menggeliat setelah mengalami kelesuan di tengah pandemi Covid-19.
Penulis: Sri Cahyani Putri | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja, Sri Cahyani Putri Purwaningsih
TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Industri Batik di Kabupaten Kulon Progo mulai menggeliat setelah mengalami kelesuan di tengah pandemi Covid-19.
Geliat itu tak lepas dari keunikan karakter motif yang diciptakan oleh setiap perajin Batik.
Pemilik Sinar Abadi Batik, Agus Faturrohman mengatakan motif Batik Geblek Renteng buatannya membuat omzetnya mengalami peningkatan.
Ia mampu menjual motif Batik khas Kulon Progo ini sebanyak 1.000 sampai 1.500 potong Batik per bulan.
Baca juga: UPDATE Covid-19 DI Yogyakarta 30 Januari 2022: Tambah 66 Kasus Baru, 1 Pasien Dilaporkan Meninggal
Namun ketika pandemi Covid-19 melanda, penjualan Batik turun menjadi 300 potong saja.
Akan tetapi saat ini, penjualan sudah mulai menggeliat hingga 600 potong Batik.
"Saat ini dengan harga jual berkisar Rp 100.000 hingga Rp 250.000 per potong menjadi Batik yang banyak laku di pasaran. Selain itu juga kita produksi batik kelas premium dengan harga sekitar Rp 1 juta," ucapnya belum lama ini.
Menurutnya, kelemahan pasar Batik saat ini mayoritas diminati oleh kalangan dewasa hingga tua.
Sehingga untuk membidik kalangan anak muda, dirinya menciptakan berbagai motif baru. Di antaranya motif kontemporer, melodi, abstrak dan komunitas.
"Saat ini kita juga ciptakan batik dengan warna yang dinamis dan motifnya yang kekinian," kata Agus.
Senada, Pemilik Batik Banyu Sabrang, Hanang Mintarto mengaku pandemi Covid-19 tidak berdampak banyak terhadap usahanya. Melainkan mengalami peningkatan.
"Waktu pandemi Covid-19 meledak, malah produksi Batik kita naik. Karena desain baru yang kita ciptakan banyak diminati oleh pasar," kata Hanang.
Baca juga: Sekitar Sejam, Damkar Evakuasi Sarang Tawon Gung di Sentolo Kulon Progo
Bahkan karakter motif Batik abstrak yang dikerjakannya mendapat penghargaan dari Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
Ia juga berharap organisasi perangkat daerah (OPD) dapat membantu pengusaha Batik dan UMKM lainnya untuk mengembangkan pasar digital melalui pemanfaatan teknologi informasi.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Kulon Progo, Agung Kurniawan mengatakan pihaknya akan membantu dalam menggerakkan dunia usaha dan publikasi produk lokal.
"Kami bersama pewarta yang bertugas di Kulon Progo akan membantu dalam hal publikasi agar produksi batik di Kulon Progo semakin dilirik oleh pasar," ucapnya. (scp)