Berita Pendidikan Hari Ini
Pemkot Yogyakarta Bakal Evaluasi PTM 100 Persen di Jenjang SD
Mulai meningkatnya kasus Covid-19 di DIY dalam kurun beberapa hari terakhir, disikapi Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta dengan mengevaluasi ulang
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Mulai meningkatnya kasus Covid-19 di DIY dalam kurun beberapa hari terakhir, disikapi Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta dengan mengevaluasi ulang penerapan pembelajaran tatap muka (PTM) dengan kuota 100 persen.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Yogyakarta, Budi Santosa Asrori mengatakan, sejauh ini, PTM 100 persen di wilayahnya baru diterapkan di jenjang SD kelas V-VI, serta seluruh murid yang duduk di bangku SMP.
"Jadi, dapat dibilang, untuk yang SD itu, belum benar-benar 100 persen, karena yang kelas IV ke bawah belum. Baru SMP yang sudah 100 persen, ya," tandas Budi, Jumat (28/1/2022).
Baca juga: PT Angkasa Pura II Serahkan Bantuan untuk Vaksinasi Booster Covid-19 Melalui Kafegama
Selaras rencana, siswa SD kelas IV ke bawah baru diizinkan mengikuti PTM secara keseluruhan per 7 Februari 2021.
Tapi, melihat grafik pertumbuhan kasus, pihaknya pun otomatis harus melakukan evaluasi lagi sebelum ambil keputusan.
"Kita ada evaluasi intensif pada minggu depan. Karena, kita bakal mengambil kebijakan, bagaimana pelaksanaan PTM 100 persen pada 7 Februari besok seperti apa," cetusnya.
Namun, Budi memastikan, PTM secara keseluruhan untuk murid-murid SMP dan SD kelas V-VI, tetap bergulir normal selama satu minggu kedepan.
Selepasnya, barulah evaluasi intensif ditempuh guna membahas lanjutan pelaksanaan.
"Patokan kita tetap pelaksanaannya dua minggu, dari Senin (24/1/2022) kemarin, sampai dua minggu setelahnya. Setelah itu, baru dievaluasi untuk SD kelas IV ke bawah," urainya.
"Kita perhatikan terus kok, kita monitoring sekolah-sekolah, bagaimana penegakan protokol kesehatannya, tidak boleh sedikitpun lengah selama PTM ini," imbuh Kadisdikpora.
Ia berujar, sekolah jug harus waspada melakukan pencermatan terhadap kesenagan peserta didik, maupun guru yang terlibat dalam PTM 100 persen ini.
Seandainya ada indikasi kondisi badan kurang sehat, diimbau tak perlu hadir ke sekolah.
Baca juga: Minyak Jelantah di Klaten Bisa Ditukar dengan Emas, Ini Syaratnya!
"Ya, untuk kondisi kesehatan anak-anak itu sekolah otomatis harus berkomunikasi dengan keluarganya. Diantisipasi, jika sewaktu-waktu ada anak yang kurang sehat, nggak perlu masuk sekolah, belajar di rumah dulu," ungkap Budi.
Tetapi, berdasar hasil pemeriksaan acak dengan memilih 10 persen sample di setiap sekolah, pihaknya tidak menemukan sebaran Covid-19 di tengah proses PTM.
Sampai sejauh ini, sudah sekira 1.000 sample yang melakoni pemeriksaan.
"Memang yang positif masih kita temukan, tapi tidak banyak, cuma satu dua saja, itu pun tidak bergejala. Jadi, hasil test acak untuk anak dan guru relatif bagus," tegasnya. (aka)