Berita Klaten Hari Ini
Minyak Jelantah di Klaten Bisa Ditukar dengan Emas, Ini Syaratnya!
minyak goreng bekas atau yang juga dikenal dengan minyak jelantah sering kali dibuang oleh ibu-ibu rumah tangga ke saluran pembuangan jika sudah tak
Penulis: Almurfi Syofyan | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - minyak goreng bekas atau yang juga dikenal dengan minyak jelantah sering kali dibuang oleh ibu-ibu rumah tangga ke saluran pembuangan jika sudah tak terpakai lagi.
Padahal, minyak jelantah yang dibuang sembarangan itu bisa menimbulkan pencemaran lingkungan dan menyebabkan penyumbatan drainase lantaran jelantah yang membeku.
Oleh karena itu, pengolahan kembali minyak jelantah menjadi salah satu hal penting agar limbah jelantah ini bisa dimanfaatkan kembali.
Baca juga: Sri Sultan HB X Minta Laboratorium Percepat Pemeriksaan Sample Pasien Terindikasi Omicron
Mengatasi permasalahan ini, Komunitas Sedekah sampah Indonesia kini mulai menampung minyak jelantah hasil dari limbah rumah tangga.
Menariknya, minyak jelantah limbah rumah tangga itu bisa langsung ditukar dengan sembako ataupun Emas.
Ketua Komunitas Sedekah Sampah Indonesia, Danang Widyatmoko mengatakan ide awal menukar minyak jelantah dengan emas atau sembako tersebut untuk mengatasi pemasalahan minyak jelantah tersebut.
Sebab, banyak sekali ibu-ibu rumah tangga yang kebingungan dalam mengatasi permasalahan minyak jelantah.
Tidak jarang juga banyak yang membuangnya ke selokan atau drainase terutama saat pandemi Covid-19 melanda.
"Semenjak Covid-19 warga jarang kumpulin minyak jelantahnya dan kami buat program bagaimana agar minyak ini tidak dibuang ke sungai atau selokan," ucapnya saat TribunJogja.com temui di Desa Jomboran, Kecamatan Klaten Tengah, Kabupaten Klaten, Jumat (28/1/2022).
Dengan fakta itu, ia pun kemudian memunculkan ide agar minyak jelantah itu dibeli dengan menggunakan emas.
10 liter minyak jelantah bisa ditukar dengan Emas seberat 0,025 gram dan minyak jelantah seberat 20 liter ditukar dengan emas seberat 0,05 gram.
"Warga juga bisa menukar dengan yang lainnya, seperti gula, garam atau sembako lainnya sesuai dengan jumlah minyak jelantah yang ia punya," jelasnya.
Kemudian, lanjut pria berusia 24 tahun ini, emas sebarat 0,025 gram tersebut setara dengan uang senilai Rp 40 ribu.
Emas tersebut, langsung dibayarkan secara tunai jika ada warga yang mau menukarkan minyak jelantahnya kepada Komunitas Sedekah sampah Indonesia.
Teknis penukaran warga bisa menghubungi komunitas ini melalui instagram dengan nama akun Komunitas Sedekah sampah Indonesia.
Domisili komunitas ini berada di Dukuh Krajan, Desa Jomboran, Kecamatan Klaten Tengah.
"Kalau harga di pasaran minyak jelantah ini Rp 6 ribu per liternya. Kalau 10 liter berarti Rp 60 ribu, nah kita beli dengan emas 0,025 gram atau setara Rp 40 ribu karena sisa uang Rp 20 ribu itu digunakan untuk sedekah," lanjut Danang.
Untuk saat ini, lanjut dia, sudah ada 5 warga yang tertarik untuk menukar minyak jelantah dengan Emas dan sembako.
Jumlahnya beragam mulai dari 18 liter hingga jumlah lainnya.
"Tapi yang 5 orang ini belum kita eksekusi karena kita kelilingnya saat hari minggu. Sebab kalau hari biasa anggota kita ada yang kerja, kuliah dan sekolah," urainya.
Baca juga: Harga Minyak Goreng di Pasar Tradisional Klaten Masih di Kisaran Rp 19-20 Ribu
Minyak jelantah yang didapat itu, lanjut Danang akan diolah kembali oleh pihaknya menjadi barang-barang bernilai ekonomis seperti lilin, sabun pel atau biodiesel.
"Kita produksi tidak menentu karena minyak jelantah selama pandemi agak susah didapat. Semoga dengan tawaran menukar minyak dengan emas ini banyak yang tertarik," ucapnya.
Sebelum pandemi, lanjut Danang, pihaknya juga sudah memulai mengumpulkan minyak jelantah tersebut.
Dulu dalam satu bulan, dirinya bisa mengumpulkan 100 liter minyak jelantah.
Namun saat itu belum ditukar dengan emas, masih berupa sembako atau pulsa.
"Tukar dengan emas ya baru-baru ini. Tujuan pertama agar lingkungan bersih dan limbah bisa kita olah lagi jadi sesuatu yang bernilai," tandasnya. (Mur)