'Teras Malioboro' Sudah Siap Tampung Pedagang, Relokasi PKL Malioboro Tinggal Menghitung Hari

Berdasarkan hasil pemantauan lokasi terakhir, Rabu sore, baik selter di eks Biokop Indra maupun eks Kantor Dispar DIY, semuanya dalam kondisi siap

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM / Rendika Ferri
Pedagang kaki lima (PKL) yang menjual baju dan souvenir khas Jogja di Kawasan Malioboro, Kota Yogyakarta, Kamis (21/1/2021). 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Relokasi bagi para pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Malioboro dipastikan bakal bergulir dalam waktu dekat.

Pasalnya, berdasarkan hasil pemantauan lokasi terakhir, Rabu (19/1/2022) sore, baik selter di eks Biokop Indra maupun eks Kantor Dispar DIY, semuanya dalam kondisi siap. 

Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, kedua selter tersebut diberi nama Teras Malioboro satu dan dua.

Ia menilai, meski masih membutuhkan sedikit sentuhan perbaikan, diyakini tidak butuh waktu lama, sehingga pada beberapa pekan kedepan lokasi sudah bisa ditempati. 

"Intinya, kemarin kita melihat kesiapan seluruh selter. Kita minta ada perbaikan-perbaikan ringan. Jadi, kesiapannya sudah lebih dari 99 persen. Tinggal sedikit perbaikan itu, untuk penanda dan segala macam, kemudian meja dan sarana lainnya di sana," terangnya, Kamis (20/1/2022). 

Sebagai informasi, Pemerintah Daerah (Pemda) DIY telah mematok target relokasi pedagang Malioboro bisa selesai  pada awal Februari 2022.

Heroe pun memastikan, saat ini proses masih terus berlanjut. Bahkan, pendataan jenis komoditas dagangan PKL sudah dirampungkannya. 

"Pendataan sudah selesai. Nanti di Teras Malioboro satu, maupun dua, ada PKL kuliner dan non kuliner, jadi semua lengkap. Sekarang tinggal pengundian tempatnya saja, sesuai aspirasi PKL, supaya itu diacak," tandasnya. 

Baca juga: Bentuk Pansus, DPRD Kota Yogyakarta Awasi Proses Relokasi PKL Malioboro 

Baca juga: BREAKING NEWS : Relokasi PKL Malioboro Dimulai Pekan Depan, Pemda DIY Siapkan Kantong Parkir Baru

"Persiapan yang kita lakukan sangat sungguh-sungguh, karena ini kan menyangkut bagaimana pengelolaan kota untuk masa-masa mendatang juga," lanjut Heroe. 

Oleh sebab itu, Wawali pun meyakinkan para PKL, supaya tidak perlu khawatir, karena telah disiapkan upaya lanjutan agar aktivitas ekonomi di Malioboro tetap bergeliat.

Meksi lapak-lapak dipindahkan, lanjutnya, seluruh pedagang dipastikan eksis dan tetap memperoleh perhatian. 

"Kita akan atur sedemikian rupa, ini masih proses juga. Pembangunan Teras Malioboro ini baru awalan, kedepannya tentu masih ada pengembangan-pengembangan lanjutan, sehingga semakin baik bagi pedagang," cetusnya. 

Terlebih, para pedagang masih dipertahankan di pusat perekonomian kota pelajar, dimana dua sentra yang telah disediakan, berada di lokasi strategis, di sisi utara, maupun selatan.

Karenanya, ia berani menjamin, pelancong yang datang ke Malioboro tetap singgah di dua titik itu. 

"Beli oleh-oleh masih bisa di Malioboro. Mau makan di lesehan juga masih bisa, meski tidak di pinggir jalan lagi. Pada dasarnya, orang datang ke Malioboro seperti biasa, nggak ada perubahan. Malah semakin baik itu, yakin, dibuktikan saja, dilihat nanti, ya," ungkap Heroe. 

Bukan tanpa alasan, Wawali menuturkan, Teras Malioboro nantinya bisa diakses dari semua sisi, sehingga tidak ada pedagang yang posisinya di belakang.

Alur masuk bagi pengunjung pun sudah dipikirkannya, sebisa mungkin pedagang tersambangi agar komoditasnya laku. 

"Masuk Teras Malioboro itu bisa dari timur, bisa dari barat juga. Jadi, konsepnya semua di depan, nggak ada yang di belakang. Nanti, kalau dilihat, pasti responsnya itu, 'oh jebulane koyo ngene to', begitu," katanya. (Tribunjogja)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved