Varian Omicron

Begini Kesiapan Berbagai RS di Yogya dalam Menghadapi Naiknya Sebaran Varian Omicron

Kasus penyebaran Covid-19 varian Omicron di Indonesia mulai merebak. Sebagian besar masih terdeteksi di DKI Jakarta.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Mona Kriesdinar
dok. tribunnews
Ilustrasi Varian Omicron 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kasus penyebaran Covid-19 varian Omicron di Indonesia mulai merebak. Sebagian besar masih terdeteksi di DKI Jakarta. Namun, Pemerintah Daerah (Pemda) DIY juga mulai berusaha mendeteksi adakah varian Omicron di daerah dengan mengirimkan sejumlah sampel untuk menjalani pemeriksaan dengan metode Whole Genome Sequencing (WGS). Untuk itu, sebagian besar RS di DIY siaga untuk menghadapi badai Omicron.

“Terkait Omicron ini, di RS JIH tidak banyak yang berubah, intinya kami tetap stand-by menghadapi wabah Covid-19,” jelas Divisi Humas dan Marketing RS Jogjakarta International Hospital (JIH), Febriana Endah Sari ketika dihubungi Tribun Jogja, Rabu (19/1/2022).

Dia mengatakan, pandemi Covid-19 sendiri belum berakhir. Sehingga, RS JIH juga belum menutup layanan untuk pasien corona secara penuh meski saat ini masih nihil pasien positif Sars-CoV-2.

“Kami juga sediakan skrining Covid-19, ada tes rapid antigen maupun tes swab PCR. Sekarang mulai ramai tes drive-thru, ya. Poli khusus Covid-19 juga belum kami tutup,” tuturnya.

Pihaknya menyiapkan setidaknya 1 bangsal bersi lebih dari 10 tempat tidur untuk pasien corona.

“Kalau pas lonjakan kasus tahun lalu, kami siapkan lebih dari 30 bed, ya. Sekarang kami ada 1 bangsal. Ruang isolasi tidak kami tutup untuk reguler, meski reguler saat ini sudah mulai ramai,” ucapnya.

Pihaknya turut menyiagakan 1 bed Intensive Care Unit (ICU) apabila sewaktu-waktu ada pasien Covid-19 yang membutuhkan.

Dia berharap, tidak ada lonjakan kasus berarti di tengah badai Omicron di DIY apabila dipastikan terdeteksi dari hasil WGS.

Sementara, Humas RS Panti Rapih, Maria Vita mengatakan, pihaknya juga telah mengadakan persiapan untuk menghadapi kasus Omicron ini.

“Kami sendiri telah bersiap sejak akhir Desember 2021 berupa koordinasi antisipasi lonjakan kasus Covid-19 setelah Natal dan Tahun Baru ini,” tuturnya.

Terpisah, Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM, dr Ade Febrina SpA turut menambahkan, pihaknya siap mengaktifkan layanan RS khusus Covid-19 apabila terjadi lonjakan kasus Omicron di DIY dan sekitarnya.

Sebab, sebelumnya RSA UGM sudah memiliki pengalaman sebagai RS rujukan Covid-19 di DIY, sehingga sudah mempunyai alur yang bisa segera diaktifkan kembali bila terjadi lonjakan kasus varian omicron maupun varian lainnya.

“Secara fasilitas sarana prasarana, terdapat 245 bed dengan tekanan negatif yang bisa segera berubah fungsinya menjadi ruang ranap infeksi untuk ranap reguler dan intensive care,” ujar Ade.

RSA UGM memiliki 467 tempat tidur dan Lab Diagnostik Covid 24 jam baik untuk pemeriksaan antigen dan RT-PCR untuk penanganan pasien yang terindikasi Covid-19.

Di RSA UGM, terdapat bangunan gedung khusus perawatan Covid-19 yang terpisah dengan layanan reguler.

Dari mulai pendaftaran, kasir, apotek, poliklinik, rawat inap hingga Intensive Care Unit (ICU) sengaja dikhususkan menangani pasien Covid-19.

Semua petugas menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) level tiga sesuai standar yang ditetapkan oleh WHO. “Karenanya RSA UGM siap menghadapi Covid-19 dengan aktivasi sistem tersebut,” tukas Ade.

Indikasi Omicron

Indikasi penularan Covid-19 varian Omicron kembali ditemui di DIY. Terbaru, Pemda DIY mengirimkan empat sampel PCR ke laboratorium Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates, Kulon Progo dan Laboratorium FK-KMK UGM untuk menjalani pemeriksaan dengan WGS.

Langkah itu untuk memastikan apakah pasien tersebut memang terpapar virus Corona varian baru. Adapun sampel yang dikirim, berasal dari penularan klaster keluarga yang ditemui di Gunungkidul.

"Jadi memang semua pasien positif yang CT-nya di bawah 30, sampel WGS kita periksakan ke laboratorium," ujar Sekda DIY, Kadarmanta Baskara Aji di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Rabu (19/1).

Klaster tersebut terindikasi Omicron karena penularannya yang tergolong cepat. Selain itu, pasien yang diambil sampelnya juga sempat bertemu dengan pelaku perjalanan dari luar negeri.

Sebelumnya, Pemda DIY telah mengirimkan 15 sampel terindikasi Omicron ke laboratorium. Sebanyak 8 sampel di antaranya dari pasien Covid-19 di Kulon Progo dan 7 sisanya dari Kota Yogyakarta.

Sementara ini baru ada satu sampel yang dinyatakan negatif dan sisanya masih menunggu hasil pengujian. "Sekarang masih ada yang berada di lab yang hasilnya masih kita tunggu," terangnya.

Guna mengantisipasi merebaknya Omicron di DIY, Aji mengimbau kepad masyarakat untuk tidak bepergian ke luar negeri. Saat ini pemerintah setempat juga memberlakukan pelarangan bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk ke luar negeri jika tidak ada kepentingan yang mendesak.

Selain itu, Pemda DIY juga mengandalkan program vaksinasi booster yang baru dicanangkan belum lama ini. Vaksin dosis ketiga diharapkan dapat memperkuat imun masyarakat dari paparan Omicron.

Asisten Sekretariat Daerah (Setda) DIY Bidang Pemerintahan dan Administrasi Umum, Sumadi menambahkan, Pemda DIY telah memiliki kesiapan seandainya varian Omicron memunculkan gelombang penularan baru di daerah.

Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Dinas Sosial DIY terkait kesiapan puluhan selter isolasi yang bisa diaktifkan sewaktu-waktu. Pemda juga menyiapkan stok oksigen serta memastikan kesiapan RS rujukan.

“Selter di Jalan Veteran itu juga akan kita hidupkan, terus oksigen stoknya juga banyak," tandasnya. (ard/tro)

Baca Tribun Jogja edisi Kamis 20 Januari 2022 halaman 01

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved