Berita Kota Yogyakarta

Menengok Museum Bahari di Kota Yogyakarta Yang Tak Banyak DIkunjungi Wisatawan

Museum Bahari Yogyakarta merupakan museum yang berdiri sejak 25 April 2009. Museum tersebut  didirikan oleh seorang prajurit TNI Angkatan Laut,

Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/ Christi Mahatma Wardhani
Pengelola sekaligus Kepala Museum Bahari Yogyakarta, Pelda Purnawirawan Suyanta, Rabu (19/01/2022) 

Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Museum Bahari Yogyakarta merupakan museum yang berdiri sejak 25 April 2009. Museum tersebut  didirikan oleh seorang prajurit TNI Angkatan Laut, Laksamana Madya Purnawirawan Y Didik Heru Purnomo.

Sayangnya Museum yang terletak di Jalan R.E Martadinata, Wirobrajan, Yogyakarta tersebut tidak banyak dikunjungi. Bahkan menjadi museum dengan kunjungan paling sedikit di Kota Yogyakarta.

Hal itu pun dibenarkan oleh Pengelola sekaligus Kepala Museum Bahari, Pelda Purnawirawan, Suyanta. 

Baca juga: Insiden Tarif Nuthuk Terulang Lagi di Kota Yogya, Forum Pekerja Parkir: Mencoreng Nama Baik Profesi

"Ya memang kunjungannya sedikit sekali. Kalau tahun ajaran baru kan sekolah wajib mengunjungi museum, nah itu baru banyak. Kemudian kalau ada Wajib Kunjung Museum dari Disbud, itu juga baru ada kunjungan. Kalau dari masyrakat umum sedikit sekali," katanya, Rabu (19/01/2022).

Purnawirawan TNI Angkatan Laut itu pun tak tahu penyebab sedikitnya jumlah kunjungan. Padahal sosialisasi sudah dilakukan, termasuk bantuan dari Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta.

Harga tiket masuk museum pun sangat terjangkau, yaitu Rp2.000 saja. Namun hal itu tidak mempengaruhi minat pengunjung.

Ia menerangkan ada banyak koleksi di Museum Bahari. Koleksi yang ditampilkan adalah koleksi pribadi dari Y Didik Heru Purnomo selama bertugas. Namun ada pula koleksi yang berupa pinjaman.

"Kalau rudal dan lainnya itu yang ada di depan itu pinjaman. Ada surat-suratnya juga, kan itu tidak boleh dimiliki. Tetapi kebanyakan memang koleksi pribadi sewaktu bapak (Didik) bertugas, baik di dalam negeri maupun luar negeri," terangnya.

Museum tersebut terdiri dari ruang koleksi, sedangkan lantai dua berisi replika kamar perang, jangkar, radar navigasi, tanda pangkat, dan lain-lain. Ada pula anjungan yang terletak di depan museum.

Baca juga: Kasus Demam Berdarah di Sleman Menurun 

"Anjungan itu untuk mengoperasikan kapal, di dalamnya ada peta laut, radar navigasi, peralatan untuk pelayaran. kan kalau berlayar harus diapkan dulu petanya," lanjutnya.

Sebelum pandemi COVID-19, minat pengunjung cukup baik. Apalagi ada program Wajib Kunjung Museum dari DInas Kebudayaan Kota Yogyakarta. Namun sejak pandemi COVID-19, museum tersebut tutup sementara.

"Mulai Januari 2022 ini dibuka lagi. Sejauh ini Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta memberikan pendampingan dengan baik, memberikan pelatihan juga," imbuhnya. (maw)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved