ADVERTORIAL

CV Dipantara Paparkan Hasil Evaluasi Pengelolaan Hutan Rakyat di Nglipar Gunungkidul

CV Dipantara memaparkan hasil evaluasi terkait pengelolaan hutan rakyat di wilayah Gunungkidul pada Rabu (12/01/2022).

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Alexander Ermando
Konsultasi Publik CV Dipantara di Balai Kalurahan Pilangrejo, Nglipar, Gunungkidul pada Rabu (12/01/2022). 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL -  CV Dipantara memaparkan hasil evaluasi terkait pengelolaan hutan rakyat di wilayah Gunungkidul pada Rabu (12/01/2022).

Paparan dalam bentuk Konsultasi Publik ini berlangsung di Balai Kalurahan Pilangrejo, Kapanewon Nglipar, pagi tadi.

Pimpinan CV Dipantara , Bambang Adji menjelaskan pemaparan hasil evaluasi ini merupakan satu di antara persyaratan yang wajib dilakukan demi memenuhi prinsip Forest Stewardship Council (FSC).

"Paparan ini merupakan hasil identifikasi dan monitoring ulang terhadap hutan rakyat yang kami kelola bersama warga," jelas Adji.

Baca juga: Target PAD Wisata Gunungkidul di 2022 Sebesar Rp27 Miliar, Dispar Akan Gencarkan Promosi

 CV Dipantara sendiri merupakan entitas yang bergerak dalam pengelolaan hutan rakyat agar terjaga kelestariannya.

Hutan tersebut dimiliki oleh masyarakat setempat, yang kemudian didukung pengelolaannya oleh CV Dipantara .

Adji mengatakan pihaknya membantu mengelola hutan rakyat seluas 443 hektare.

Lahan tersebut tersebar di Gedangsari, Nglipar, Karangmojo, Semin, Wonosari, Semanu dan Ngawen.

"Semua lahan dan pohon yang ada di sana sudah bersertifikat FSC," ungkapnya.

Menurut Adji sertifikat FSC akan membuat nilai ekonomi kayu yang diproduksi hutan rakyat jadi lebih tinggi.

Apalagi sertifikat ini berskala global.

Selain itu, adanya sertifikat FSC juga memastikan unsur-unsur alam di dalamnya tetap terjaga.

Seperti sumber air dan satwa yang hidup di hutan tersebut.

Ia pun berharap lewat pemaparan ini ada keterbukaan informasi dengan masyarakat.

Selain itu, hasilnya bisa menjadi dasar kebijakan pengelolaan hutan ke depan agar tetap lestari.

Baca juga: Mengenal Taruna Tani Jaka Berek Playen, Kelompok Anak Muda di Gunungkidul yang Terjun ke Pertanian

"Jadi nanti akan ada kolaborasi dengan berbagai pihak, sehingga hutan bisa dimanfaatkan namun tetap terjaga kelestariannya," ujar Adji.

 CV Dipantara sebelumnya sudah melakukan kajian serupa pada 2013 lalu.

Adapun pada evaluasi kali ini turut menggandeng Universitas Gadjah Mada ( UGM ).

Lurah Pilangrejo, Sunaryo berharap hasil kajian dari CV Dipantara ini bisa membantu penanganan sumber-sumber air di wilayahnya menjadi lebih baik.

Apalagi sumber air ini juga dijadikan situs budaya oleh warga setempat.

"Kami harap ada tindak lanjutnya ke depan, mengingat sumber air yang ada saat ini belum tertangani dengan baik," katanya.( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA
    Komentar

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved