Berita Kota Yogya Hari Ini

Selter Sementara untuk PKL Malioboro Telah Diresmikan, Relokasi Dikabarkan Dimulai Januari Ini

Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta merampungkan proyek selter sementara bagi pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Malioboro, dan diresmikan pada Jumat

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Kurniatul Hidayah
ist
Jalan Malioboro 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta merampungkan proyek selter sementara bagi Pedagang Kaki Lima (PKL) di kawasan Malioboro, dan diresmikan pada Jumat (31/12/2021) lalu.

Meski belum memastikan waktu Relokasi, kabarnya, pada Januari ini PKL sudah harus hengkang. 

Praktis, para pedagang pun mulai dibikin cemas, lantaran mereka masih berharap bertahan di lokasi berjualannya kini, setidaknya beberapa bulan ke depan.

Ketua Paguyuban PKL Tridharma Malioboro, Rudiarto mengatakan, pihaknya sampai sekarang, belum mendapat sosialisasi apapun. 

Baca juga: UPDATE Covid-19 DI Yogyakarta 4 Januari 2022: Tambah 2 Kasus Baru, Total Kasus Jadi 157.010

"Belum ada sosialisasi kapan pindah, dan sepertinya kan belum selesai semua selternya, akses timur belum dibuka, kita belum tahu kapan pindah," cetusnya, Selasa (4/1/2022). 

Sebagai informasi, selter tersebut dibangun di atas lahan bekas gedung Dinas Pariwisata DIY, yang lokasinya tepat di sisi utara Kantor DPRD DIY.

Menurut Rudiarto, teman-teman sesama PKL sebenarnya tidak menolak upaya Relokasi ini. Hanya saja, mereka meminta supaya diberikan waktu. 

"Kalau teman-teman berharap bisa ditunda sampai habis Lebaran. Tapi, ya kami menunggu saja, bagamana nanti, kebijakannya pemerintah daerah itu kan," cetusnya. 

"Paling tidak, beri kami kesempatan lah, untuk menutupi keterpurukan ekonomi akibat pandemi. Kita kan juga harus menyiapkan segala sesuatu, mental dan sebagainya, karena akan ke tempat baru, suasana baru," tambah Rudi. 

Ia berujar, selaras informasi dari Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, pedagang yang tergabung di dalam paguyuban Tridharma seluruhnya bakal direlokasi menuju selter di eks Gedung Dispar DIY tersebut. Menurutnya, total ada 920 pedagang yang mendapat jatah lapak di lokasi itu. 


"Jadi, 920 PKL dipindahkan ke sana semua. Sebenarnya, di Tridharma itu jumlah riilnya ada 934 pedagang. Tapi, ada 14 yang tidak terakomodir, karena secara organisasi, maupun aktivitas, mereka sudah tidak aktif lama, namun masih terdaftar sebagai anggota kami," ungkapnya. 

Baca juga: Soal Vaksin Booster Covid-19, Dinkes Gunungkidul Nyatakan Belum Ada Instruksi Resmi

Lebih lanjut, Rudi berharap, jika memang semua anggota paguyubannya harus pindah pada Januari ini, Pemkot, atau Pemda DIY bisa bersikap adil.

Dalam artian, seluruh PKL di kawasan Malioboro seluruhnya juga harus dipindahkan, sehingga tidak muncul prasangka antar pedagang. 

"Kita siap melaksanakan itu (Relolasi), asal kompenennya juga siap. Prinsipnya bedol desa. Semuanya. Jadi, tidak ada satupun PKL di sana yang masih terlihat. Kalau masih ada paguyuban yang menolak, ya seharusnya pemerintah melakukan pendekatan lebih lanjut," tegasnya. 

Sementara itu, saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Yetti Martanti enggan membeberkan soal waktu Relokasi pedagang Malioboro menuju selter yang menelan angggaran hingga Rp2,8 miliar tersebut. 

"Tanyakan ke (Pemda) DIY dulu saja. Sama Pak Sekda DIY dulu, biar disampaikan sama belau," ungkapnya, ketika dihubungi melalui panggilan telepon. (aka)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved