Berita Kriminal DIY: Komentar Sri Sultan, Wakil Wali Kota, Hingga Polda DIY Soal Klitih di Jogja

Kasus kriminal klitih terbaru, seorang pemuda mengalami luka bacok di jalan Kaliurang.

TRIBUNJOGJA/MIFTAHUL HUDA
Ilustrasi: Polisi perlihatkan barang bukti dan tiga tersangka kepemilikan senjata tajam, Senin (29/11/2021) 

Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi menyampaikan, saat ini ratusan CCTV sudah terpasang di setiap sudut kota.

Karena itu, ia meminta kepada jajarannya untuk melakukan pengecekan, guna memastikan semuanya bekerja dengan baik, agar potensi kejahatan jalanan pun bisa diredam. 

"Jadi, CCTV, kemudian lampu-lampu (PJU) kita on-kan semua, supaya kegiatan-kegiatan masyarakat di setiap sudut bisa kita pantau. Letaknya sampai sejauh ini sudah cukup merata, jadi bisa dimaksimalkan," katanya, Kamis (30/22/21). 

3. Wakapolda DIY: Tindakan Tegas Terukur

Wakapolda DIY Brigjen R Slamet Santoso mengatakan, upaya untuk mencegah aksi klitih selain patroli yakni pihak kepolisian akan mendatangi dealer sepeda motor untuk diberikan sosialisasi.

Inti sosialisasi yang ingin disampaikan ialah meminta pihak dealer agar mengecek secara detail, penjualan sepeda motor kepada calon pembeli.

Wakapolda DIY, Brigjen Pol Raden Slamet Santoso
Wakapolda DIY, Brigjen Pol Raden Slamet Santoso (Tribun Jogja / Yuwantoro Winduajie)

"Dari lalu lintas nanti sosialisasi para dealer, calon pembeli sepeda motor harus punya garasi. Di Jepang sudah seperti itu. Dan paling penting peruntukan sepeda motor itu untuk siapa. Itu penanganan klitih ke depan," terang dia.

Slamet menegaskan, untuk menyelesaikan kasus klitih bukan hanya dilihat dari bentuk kejahatannya saja.

Melainkan, seseorang harus menyelesaikan secara komprehensif atau secara luas akar permasalahannya.

"Jadi bukan dilihat dari kejahatannya saja, tetapi harus secara komprehensif. Meski begitu ini tetap menjadi tanggung jawab penegak hukum, begitu ada unsur hukum kami akan tegas," jelas Slamet.

Tegas yang dimaksudkan Slamet yakni pihak kepolisian tidak akan canggung melakukan aksi tegas terukur.

Itu dilakukan apabila level kejahatan jalanan yang dilakukan oleh kelompok klitih tersebut telah melampaui batas.

"Kalau tegas terukur ya kami proporsional. Kalau tindakannya mengancam nyawa ya kami akan lakukan," ungkapnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved