Berita Kriminal DIY: Komentar Sri Sultan, Wakil Wali Kota, Hingga Polda DIY Soal Klitih di Jogja
Kasus kriminal klitih terbaru, seorang pemuda mengalami luka bacok di jalan Kaliurang.
TRIBUNJOGJA.COM - Berita kiriminal tentang kasus kejatahatan jalanan atau sering disebut klitih kembali muncul di Jogja belakangan ini.
Kasus kriminal klitih terbaru, seorang pemuda mengalami luka bacok di jalan Kaliurang.
Tak butuh waktu lama, jajaran Polda DIY berhasil menangkap 6 orang pelaku klitih.
Bagaimana komentar pihak-pihak terkait soal munculnya kembali fenomena klitih di Jogja ini?
1. Sri Sultan HB X : Ingin Aktifkan Lagi Sekolah Khusus Anak Nakal
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X sempat menyinggung wacana pengaktifan kembali Prayuwana untuk menangani masalah kejahatan jalanan remaja atau klitih di DI Yogyakarta.

Prayuwana adalah sebuah pendidikan khusus bagi anak-anak nakal. Namun menurut Sri Sultan, pembentukan lembaga itu masih perlu dikaji ulang.
"Nanti itu kita bicarakan. Kita bicara lebih jauh," kata Sultan, di Kompleks Kepatihan, DI Yogyakarta, Kamis (30/12/2021).
Raja Keraton Yogyakarta ini melanjutkan, saat ini seluruh kejadian klitih yang dilaporkan masyarakat telah ditangani oleh pihak berwajib.
Sultan pun berharap agar fenomena kenakalan remaja itu tak terulang kembali dan berdampak pada sektor pariwisata.
"Yang penting kan sudah ditangkap ya sudah berproses saja dulu. Sehingga untuk meredam berita dan kekhawatiran masyarakat," terang Sri Sultan.
"Yang penting masalah klitih tidak muncul lagi yang bisa mengganggu di bidang pariwisata," sambungnya.
2. Wakil Walikota Yogyakarta: Pasang CCTV dan Lampu Penerang Jalan Umum
Maraknya aksi klitih dalam beberapa hari terakhir, disikapi Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta dengan memastikan kesiapan CCTV, serta lampu penerangan jalan umum (PJU) di wilayahnya.
Sehingga, segala gerak-gerik mencurigakan pun bisa secepatnya terdeteksi.

Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi menyampaikan, saat ini ratusan CCTV sudah terpasang di setiap sudut kota.
Karena itu, ia meminta kepada jajarannya untuk melakukan pengecekan, guna memastikan semuanya bekerja dengan baik, agar potensi kejahatan jalanan pun bisa diredam.
"Jadi, CCTV, kemudian lampu-lampu (PJU) kita on-kan semua, supaya kegiatan-kegiatan masyarakat di setiap sudut bisa kita pantau. Letaknya sampai sejauh ini sudah cukup merata, jadi bisa dimaksimalkan," katanya, Kamis (30/22/21).
3. Wakapolda DIY: Tindakan Tegas Terukur
Wakapolda DIY Brigjen R Slamet Santoso mengatakan, upaya untuk mencegah aksi klitih selain patroli yakni pihak kepolisian akan mendatangi dealer sepeda motor untuk diberikan sosialisasi.
Inti sosialisasi yang ingin disampaikan ialah meminta pihak dealer agar mengecek secara detail, penjualan sepeda motor kepada calon pembeli.

"Dari lalu lintas nanti sosialisasi para dealer, calon pembeli sepeda motor harus punya garasi. Di Jepang sudah seperti itu. Dan paling penting peruntukan sepeda motor itu untuk siapa. Itu penanganan klitih ke depan," terang dia.
Slamet menegaskan, untuk menyelesaikan kasus klitih bukan hanya dilihat dari bentuk kejahatannya saja.
Melainkan, seseorang harus menyelesaikan secara komprehensif atau secara luas akar permasalahannya.
"Jadi bukan dilihat dari kejahatannya saja, tetapi harus secara komprehensif. Meski begitu ini tetap menjadi tanggung jawab penegak hukum, begitu ada unsur hukum kami akan tegas," jelas Slamet.
Tegas yang dimaksudkan Slamet yakni pihak kepolisian tidak akan canggung melakukan aksi tegas terukur.
Itu dilakukan apabila level kejahatan jalanan yang dilakukan oleh kelompok klitih tersebut telah melampaui batas.
"Kalau tegas terukur ya kami proporsional. Kalau tindakannya mengancam nyawa ya kami akan lakukan," ungkapnya. (*)