Angka Stunting di Kulon Progo Turun Jadi 10,35 Persen pada 2021, Perlu Sinergitas OPD dan Masyarakat

Diperlukan sinergitas organisasi perangkat daerah (OPD) dan masyarakat agar angka stunting kian menurun. 

Penulis: Sri Cahyani Putri | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
Berita Kulonprogo 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Sri Cahyani Putri Purwaningsih

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Kasus stunting atau kekerdilan pada anak menjadi masalah yang dihadapi oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulon Progo. 

Meski di akhir 2021 ini, progres penurunan stunting tercapai di kabupaten tersebut.

Oleh sebab itu, diperlukan sinergitas organisasi perangkat daerah (OPD) dan masyarakat agar angka stunting kian menurun. 

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo, Sri Budi Utami, menyebut penurunan angka stunting di wilayahnya terjadi dalam kurun waktu lima tahun terakhir. 

Persentase stunting pada 2017 sebesar 16,38 persen. Kemudian 2018 turun menjadi 14,31 persen.

Selanjutnya 2019 menjadi 12,58 persen dan 2020 menjadi 11,8 persen. 

"Dari hasil pengukuran yang dilakukan pada 2021, persentase angka stunting turun lagi di angka 10,35 persen," kata Sri Budi, Selasa (28/12/2021). 

Persentase itu berdasarkan dari hasil pengukuran setiap tahun yang dilakukan Dinas Kesehatan Kulon Progo didampingi Kementerian Kesehatan (Kemenkes). 

Bukan dari hasil riset kesehatan dasar (riskesdas) per lima tahun sekali. 

Ia mengklaim progres penurunan kasus stunting di Kulon Progo itu terbilang cukup bagus. 

Dikarenakan mendapatkan dukungan dari semua lintas sektor yang bekerjasama dengan organisasi perangkat daerah (OPD).

Termasuk peran serta dari masyarakat. 

Dikatakan Sri Budi, wilayah Kulon Progo menjadi satu di antara 100 kabupaten yang ditunjuk oleh pemerintah pusat untuk lokasi khusus (lokus) penurunan stunting pada 2017 lalu. 

"Saat itu Kulon Progo ditunjuk bukan semata-mata karena jumlah stunting di wilayah setempat tinggi. Melainkan salah satu pemerintah kabupaten (Pemkab) yang mempunyai komitmen tinggi terhadap penanggulangan stunting," jelasnya. 

Bupati Kulon Progo, Sutedjo, menambahkan selain adanya sinergitas, edukasi penanganan stunting dilakukan bukan hanya saat bayi sudah lahir maupun sudah terbentuk embrio. 

Persiapan harus dilakukan calon ibu sebelum merencanakan kehamilan. 

Sebab kesehatan rahim sangat penting untuk tumbuh kembang bayi. 

"Sehingga keluarga yang berkualitas harus diciptakan sejak dini," ucapnya. (*) 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved