Sudah Ramai Wisatawan, Titik Nol Kilometer Kota Yogyakarta Baru Dipagari Jelang Pergantian Tahun
Wisatawan dari berbagai daerah pun tampak memadati lokasi, meski beberapa petugas tetap siaga melakukan pengawasan.
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Memasuki masa libur Natal dan tahun baru (Nataru), kawasan Titik Nol Kilometer Yogyakarta semakin bergeliat dalam beberapa hari terakhir.
Wisatawan dari berbagai daerah pun tampak memadati lokasi, meski beberapa petugas tetap siaga melakukan pengawasan.
Wacana pemagaran kawasan titik nol kilometer, baik depan Benteng Vredeburg, maupun Istana Negara, hingga Minggu (26/12/2021) terlihat belum terealisasi.
Padahal, berkaca dari pengalaman tahun lalu, kebijakan tersebut bisa dikatakan cukup efektif meminimalisir kerumunan pengunjung.
Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, menjelaskan pihaknya memang hendak melakukan pemagaran di lokasi itu.
Namun, setelah dikoordinasikan dengan instansi terkait pemagaran baru dilakukan beberapa saat jelang pergantian tahun nanti, ketika wisatawan memuncak.
"Ya, pagar di titik nol menjelang tahun baru, nanti mulai kita tutup kawasan itu. Karena memang harus dilakukan berbagai macam pembatasan agar tidak terjadi kerumunan di sana. Tentu harus diantisipasi," urainya, Minggu (26/12/2021).
Menurut Heroe, titik nol kilometer selama ini menjadi salah satu destinasi favorit untuk merayakan malam pergantian tahun.
Tidak hanya wisatawan, penduduk kota pelajar pun banyak yang berbondong-bondong datang, meski sebenarnya tak digulirkan event apapun di lokasi itu.
"Sama halnya di Malioboro, kita tahu semua, di titik nol kan kebanyakan mereka di situ saat malam tahun baru. Pasti nanti mereka di sana menunggu saat-saat pergantian tahun. Makanya, kita tak ingin terjadi kerumunan," ujarnya.
Ketua Harian Satgas Covid-19 Kota Yogyakarta itu berujar, dengan catatan kasus harian yang sudah sangat melandai, pihaknya tidak boleh lengah menghadapi momen Nataru ini.
Menurutnya, jangan sampai terjadi kerumunan berlebih yang berpotensi pada melonjaknya penularan Covid-19.
"Maka, kita tutup kawasan titik nol, termasuk Alun-alun juga, kita tutup, agar tidak ada kegiatan apapun yang berpotensi mengundang kerumunan," pungkas Heroe. (*)