Berita Kota Yogya Hari Ini
Jelang Akhir Tahun, Transaksi di Malioboro Meningkat 25 hingga 70 Persen
Geliat ekonomi di Kota Yogyakarta mulai terasa sejak bulan Desember 2021 ini, terutama bagi para pedagang pakaian maupun bakpia di kawasan Malioboro
Penulis: Miftahul Huda | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Geliat ekonomi di Kota Yogyakarta mulai terasa sejak bulan Desember 2021 ini, terutama bagi para pedagang pakaian maupun bakpia di kawasan Malioboro.
Seorang pedagang bakpia bernama Aji Irawan mengatakan, sejak minggu kedua bulan ini peningkatan omzet turut dirasakan.
Namun itu jauh sebelum pemerintah mengeluarkan peraturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Nataru baru-baru ini.
“Berpengaruh, tapi dari Jumat kemarin jam tiga sore itu kan istilahnya PPKM di ganti PPKM Nataru. Wistawan kan gak boleh masuk, ya ramai tapi daya belinya masih kurang,” katanya, ditemui di Malioboro, Minggu (26/12/2021).
Baca juga: Sudah Jalani Tes Kesehatan di Yogyakarta, Guy Junior Batal Gabung PSS Sleman
Kendati demikian, pada libur Natal kali ini omzetnya kembali naik pesat yakni terjadi peningkatan sebesar 70 persen.
Dikala sepi, menurut Aji, pendapatannya sebesar Rp 1,5 juta per hari, namun saat dalam kondisi ramai ia mampu menghasilkan omzet sebesar Rp 5 juta lebih.
“Peningkatan buat Natal? Itu ya bisa 70 persen. Ini kan masih dibatasi, tamunya hanya lokal. Per hari gak tentu. Kisaran sepi gitu Rp 1,5 juta ada. Kalau ramai bisa di atas Rp 5 juta,” ungkapnya.
Aji berharap keramaian kawasan Malioboro yang nyaris normal kembali ini dapat ia rasakan hingga libur akhir tahun.
Sebab pendapatannya kini bersumber dari para wisatawan yang berkunjung dan membelanjakan uangnya di kawasan Malioboro.
“Tapi ini kan rencana mau pindah, ya harapannya ditunda setahun atau dua tahun lah. Tunggu biar stabil dulu,” ujarnya.
Seorang pedagang pakaian di kawasan itu, Sariadi (48) juga merasakan hal yang sama, yakni terjadi peningkatan transaksi di lapak miliknya.
Dia pun optimis aktivitas wisatawan yang meningkat saat ini, mampu mendongkrak pendapatannya.
Bertambahnya omzet dari jual beli pakaian itu sudah dirasakannya sejak pertengahan Desember 2021.
“Terasa mulai pertengahan Desember kemarin, memang ramai kunjungan,” katanya.
Per harinya, dalam kondisi saat ini Sariadi mampu meraup untung lebih dari Rp 100 ribu.
“Per harinya rata-rata penghasilan kalau ramai Rp100 ribu lebih. Itu cukup menutup omzet kemarin pas libur jualan,” jelasnya.
Koordinator Perkumpulan Pengusaha Malioboro Ahmad Yani (PPMAY) KRT Karyanto Purbohusodo juga mengklaim terjadi peningkatan perputaran ekonomi yang dirasakan para pemilik toko di kawasan Malioboro.
Baca juga: Murni Kecelakaan, Polres Magelang Sebut Kematian Penggali Sumur Diduga Karena Gas Beracun
Rata-rata dikatakan olehnya peningkatan omzet itu sebesar 25 persen, sejak pertengahan Desember kemarin.
“Pengusaha toko omzetnya naik 25 persen. Soalnya daya beli masih rendah,” katanya.
Dengan peningkatan sebesar itu membuat toko-toko kecil di sana mendapatkan cuan sebesar Rp 900 ribu hingga jutaan rupiah per harinya.
“25 persen itu misal untuk toko kecil bisa dapat Rp 900 ribu dan jutaan,” ujar Karyanto.
Menjelang momen akhir tahun ini, dia berharap pemangku kebijakan tidak lagi memberlakukan aturan semi pedestrian supaya kendaraan dapat melintas, sehingga Malioboro tetap ramai. (hda)