Berita DI Yogyakarta Hari Ini

Januari Hingga Desember 2021 Terjadi 289 Tanah Longsor di DI Yogyakarta, Kerugian Capai Rp 2 Miliar

Sejak awal Januari 2021 sampai dengan saat ini, telah telah ada 289 kejadian tanah longsor tersebar di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Penulis: Miftahul Huda | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/ Yuwantoro Winduajie
Kepala Pelaksana BPBD DIY Biwara Yuswantana 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Sejak awal Januari 2021 sampai dengan saat ini, telah telah ada 289 kejadian tanah longsor tersebar di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Kerugian bangunan yang tertimbun akibat tanah longsor tersebut mencapai Rp 2 miliar lebih.

Kepala Pelaksana BPBD DIY Biwara Yuswantana mengatakan, terjadinya tanah longsor biasanya ditandai dengan adanya longsor-longsoran kecil, retakan-retakan di tanah dan di tembok maupun pagar serta deteksi dini lainnya. 

Baca juga: Laga Semifinal Liga 2 2021 Digelar Tanpa Penonton, Ini Alasannya

Termasuk pohon yang tumbuh miring atau tiang listrik miring, pohon yang terangkat dan terlihat akarnya, sumur di lereng tiba-tiba hilang airnya, dan muncul sumber-sumber air di lereng.

"Bencana tanah longsor lebih sering terjadi saat musim hujan. Terjadinya tanah longsor biasanya ditandai dengan longsoran kecil," katanya, Jumat (23/12/2021).

Biwara mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dengan rutin memastikan lingkungan sekitar, supaya dapat meminimalisir kemungkinan adanya korban saat terjadi longsor.

Berdsarkan data Pusat Pengendalian dan Operasional (Pusdalops) BPBD DIY, sejak Januari 2021 sampai dengan saat ini ada 289 kejadian tanah longsor.

Paling banyak kejadian tanah longsor itu pada Januari yakni sebanyak 110 kejadian, November 70 kejadian dan Februari 43 kejadian. 

Dampak yang ditimbulkan akibat tanah longsor di antaranya kerusakan Infrastruktur meliputi jembatan, jalan, pipa PDAM, talud, DAM, serta kerusakan drainase sejumlah 112.

"Kemudian kerusakan fasilitas umum meliputi lampu jalan, jaringan listrik, tiang listrik, dan cagar budaya sejumlah 13 kerusakan," terang dia.

Untuk kerusakan bangunan tempat tinggal yang meliputi rumah, tempat usaha, fasilitas pemerintahan, fasilitas pendidikan, fasilitas ibadah dan kandang sejumlah 102 kerusakan.

"Itu berupa kerusakan ringan maupun kerusakan berat ya," jelasnya.

Tanah longsor dijelaskan Biwara juga mengakibatkan 11 pohon tumbang, dan menimpa 23 korban jiwa. 

"Dan dampak kerugian material itu semua mencapai Rp. 2.040.550.000,-. Untuk itu bagi masyarakat wajib ikut serta dalam upaya mengurangi risiko tanah longsor," ungkap Biwara.

Baca juga: Pemkot Yogyakarta Sidak Kios Daging di Pasar Tradisional, 16 Pedagang Dibina di Lokasi 

Cara mengurangi risiko tanah longsor dijelaskan Biwara dengan memperhatikan beberapa hal yakni tidak membangun rumah di lereng gunung dan di bawah tebing.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved