Berita Tribun Jogja Hari Ini
Waspadalah ! Potensi Ular Masuk Rumah Kian Meningkat di Musim Hujan
Di musim hujan, kemungkinan ada ular masuk ke rumah semakin meningkat. Simak bagaimana cara mengantisipasinya
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Mona Kriesdinar
Ular yang kerap masuk ke rumah adalah warga adalah jenis sawa kopi dan ular cicak. Kedua ular tersebut tidak berbisa, namun meninggalkan bekas memar jika digigit. Kendati demikian, peristiwa masuknya ular ke rumah warga dapat membuat warga resah.
Tahun ini, pihaknya telah melakukan penyelamatan sebanyak 33 kali. Untuk mencegah ular masuk rumah, ia meminta menyemprotkan pewangi di sekitar rumah. Pewangi seperti karbol, parfum, kapur barus, dianggap lebih efektif daripada garam.
"Jangan pakai garam, ini yang perlu ditekankan pada masyarakat. Mendingan pake pewangi. Ular peka terhadap bau-bauan,"terangnya.
Octo juga meminta masyarakat untuk mengurangi gerakan saat akan menangkap ular. Sebab, ular cenderung akan beraksi terhadap gerakan.
Regu Damkar Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul mendata, dalam satu tahun ini telah mengevakuasi 137 ular dari laporan masyarakat. Jumlah laporan untuk evakuasi ular meningkat saat peralihan musim (pancaroba) hingga musim penghujan.
"Bahkan minggu kemarin kami mengevakuasi empat ekor anakan king kobra di satu rumah di wilayah Diro. Induknya memang belum tertangkap," ujar Koordinator Damkar BPBD Bantul, Muhammad Khamdani, Selasa (14/12).
"Itu dalam satu rumah ada tiga kali laporan. Laporan pertama ketemu satu, laporan kedua ketemu dua, dan terakhir ketemu satu. Jenisnya king kobra, besarnya masih sekelingking," imbuhnya.
Banyaknya ditemukan ular di musim hujan dikarenakan rumput atau vegetasi di lingkungan rumah yang semakin lebat karena diguyur hujan. Kondisi itu sangat disukai ular untuk bersarang atau bertelur. Ketika rumput sudah tumbuh subur maka lebih baik untuk dipangkas. Termasuk pula merapikan tumpukan batu atau kayu.
Seperti ular yang ditemukan di Diro, Kalurahan Pandowoharjo, Kapanewon Sewon tersebut. Halaman di belakang rumah warga itu memang tidak terjamah sehingga rumput dan semak-semak tumbuh subur. Sehingga diperkirakan menjadi tempat ular untuk bertelur dan anakannya pun menyebar.
Khamdani menyebut bahwa sebenarnya seluruh wilayah di Kabupaten Bantul berpotensi ditemukannya ular. Paling sering ditemukan ular tikus yang biasa naik ke atap atau genting rumah. Ular itu memang tidak berbisa, namun sebagian orang tetap takut dengan ular jenis apa pun. Sedangkan untuk daerah Imogiri atau daerah pegunungan, ular yang biasa ditemukan adalah jenis sowo kembang
Ia mengimbau agar dapat melapor jika di rumah atau lingkungannya terdapat ular. Ia pun mempersilakan jika masyarakat ingin mengevakuasi sendiri. Namun jika tidak berani dan tidak memiliki keahlian maka lebih baik diserahkan ke petugas Damkar Bantul. Nomor yang bisa dihubungi adalah Pusdalops BPBD Bantul di 0274-6462100.
Khamdani menuturkan, jika ada masyarakat yang terpatuk ular berbisa, maka langkah pertama yang dilakukan adalah mengupayakan agar darah di sekitar area terpatuk dapat dikeluarkan. Pasien harus cepat mendapatkan serum anti-bisa ular (ABU). Namun demikian, meski banyak ditemukan laporan temuan ular selama setahun ini, dia belum mendapatkan laporan ada warga yang terpatuk ular berbisa.
Terpisah, Kepala UPT Damkar Gunungkidul, Bambang Supriyana menyampaikan sejauh ini pihaknya sudah menerima 6 laporan warga terkait temuan ular. Laporan itu terhitung sejak Oktober hingga Senin 13 Desember lalu.
Adapun temuan ular terakhir dilaporkan di wilayah Kapanewon Semanu tempo hari. Menurutnya, saat Tim Damkar datang ke lokasi, ular yang dimaksud sudah tidak ada lagi di tempatnya dan diperkirakan sudah menjauh dari rumah warga.
Bambang mengatakan secara umum, laporan temuan ular oleh warga lebih banyak pada 2020 lalu. Namun pihaknya tetap waspada dengan adanya kemungkinan laporan-laporan lain yang muncul dari warga.