JSS Jadi Tonggak Percepatan Menuju Jogja Smart City
Dalam beberapa tahun terakhir Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta terus berupaya menyempurnakan aplikasi terpadu yang dikembangkannya
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Kurniatul Hidayah
Anggota Komisi A DPRD Kota Yogyakarta, Indaruwanto Eko Cahyono mengakui, Pemkot sudah melakukan berbagai daya dan upaya untuk mewujudkan Jogja Smart City, terutama di masa pandemi ini.
Salah satunya, dengan penyediaan wifi yang bisa diakses secara gratis di lingkungan.
"Harus diakui, smart city di kota ini sudah terlaksana, meski belum seutuhnya. Semangatnya luar biasa, khususnya di masa pandemi. Tahun 2022 ditargetkan seluruh RW sudah terpasang wifi publik, dan tahun berikutnya, kalo memang memungkinkan, terpasang di seluruh RT," ujarnya.
Dibarengi dukungan dari legislatif, yakni dengan realisasi regulasi berupa Perda yang jadi dasar dalam pelaksanaan pembangunan berbasis smart city, termasuk persetujuan anggarannya, ia berharap, agar Pemkot Yogyakarta tidak setengah-setengah dalam mewujudkan kemudahan bagi masyarakat ini.
"Pemkot kan punya JSS, yang jadi andalan. Karena zaman terus berkembang, aplikasi harus terus disempurnakan. JSS kita harapkan bisa mempercepat itu. Sekarang kan baru Jogja smart sitik, nanti harus bisa jadi Jogja smart city," tandas politisi Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut.
Baca juga: Jadi Tuan Rumah Kejurda Sepak Takraw, Gunungkidul Raih Prestasi Puncak
Sementara Akademisi FMIPA UGM, Mardhani Riasetiawan mendorong Pemkot Yogyakarta agar jargon smart city tidak hanya dapat dirasakan untuk lingkup balai kota semata.
Tapi, bisa diperluas dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat di pemukiman, atau lingkungan tempat tinggal.
"Sebisa mungkin jangan hanya menjadi tataran elite saja. Meski kita paham, ya, masyarakat kita masih banyak yang grotal-gratul dengan smartphone," cetusnya.
Menurutnya, ruang-ruang publik yang dimiliki kota pelajar sangat memungkinkan untuk dimanfaatkan sebagai sarana perwujudan smart city.
Ia menandaskan, negara tetangga, Singapura, bisa dijadikan contoh sederhana, tapi sangat mengena, dan bisa diterapkan di Kota Yogyakarta.
"Di Singapura itu kan terasa sekali. Bahkan, duduk di trotoar pun terasa smart-nya. Saya pernah bicara sama Pak Wawali, bagaimana kalau trotoar di Jalan Sudirman itu dijadikan working space terbuka, tidak sekadar tempat berjalan kaki saja, itu kan luar biasa," katanya. (aka)