Berita Bantul Hari Ini

Ratusan Bibit Cabai Milik Petani Srigading Mati karena Serangan Hama Uret

Ratusan bibit cabai yang ditanam di luar musim atau off season di lahan pasir kawasan Pantai Samas, Kalurahan Srigading, Kapanewon Sanden mati.

Penulis: Santo Ari | Editor: Gaya Lufityanti
istimewa
Seorang petani cabai di Srigading, Sanden, Bantul melakukan perawatan ke tanaman bibit cabai. 

TRIBUNJOGJA.COM - Ratusan bibit cabai yang ditanam di luar musim atau off season di lahan pasir kawasan Pantai Samas, Kalurahan Srigading, Kapanewon Sanden mati.

Penyebabnya adalah serangan hama ulat yang biasa disebut uret.

Yuni, seorang petani dan merupakan anggota Forum Komunikasi Petani Ngrembaka Nir Sambikala, Kalurahan Srigading, mengakui bahwa bibit cabai yang ditanam saat off season akan rawan terhadap serangan berbagai hama.

Bahkan hama dapat menyerang bibit yang baru berusia 20 hari.

Akibatnya bibit akan mati dan harus diganti dengan bibit cabai yang baru atau disulami.

Baca juga: Hujan Turun di Bantul Berdampak pada Turunnya Harga Cabai

Yuni menceritakan, sejak dilakukan penanaman bibit pada 5 November 2021 kemarin, 20 ribuan bibit cabai telah ditanam di lahan pasir seluas dua hektar.

Dan sejak saat itu sudah ada ratusan bibit cabai yang mati karena serangan hama uret.  

Selain hama uret yang memakan akar bibit cabai, petani juga dihadapkan pada serangan virus yang membuat daun menguning dan yang mengakibatkan layu dan mati.

"Untuk virus memang ada obat dengan cara disemprotkan pada daun bibit pohon cabai sedangkan untuk hama uret yang berada di dalam tanah cara mengatasinya dengan mencampurkan obat pestisida saat melakukan pengocoran (pupuk cair)," jelasnya.

Namun demikian, ia mengungkapkan untuk bibit cabai yang sudah mati tak ada cara lain selain menyulami atau menanam baru bibit cabai mengganti bibit cabai yang mati akibat diserang hama uret.

Dalam kesempatan itu, ia juga menjelaskan bahwa serangan hama uret tak hanya terjadi di musim hujan saja, namun juga ada saat musim kemarau.

Hanya saja, intensitas serangan hama akan lebih masif saat musim penghujan karena lahan yang basah dan lembab.

Satu di antara risiko menanam cabai di luar musim adalah hujan.

Meski hujan mengguyur lahan bibit cabai, petani tetap harus melakukan penyiraman.

Langkah itu dilakukan untuk menurunkan tingkat keasaman dari air hujan yang bisa menyebabkan bibit cabai bisa mati.

Baca juga: Petani Srigading Bantul Mulai Menanam Cabai Rawit saat Off Season

"Tanaman cabai yang sudah berbuah pun ketika awal musim penghujan juga dilakukan penyiraman agar pohon cabai tidak mati. Kalau hujan sudah turun terus menerus justru tidak masalah," terangnya.

Sementara Bendahara Forum Komunikasi Petani Ngrembaka Nir Sambikala, Kalurahan Srigading, Abdul Mukid mengungkapkan bahwa serangan uret dan virus yang menyebabkan bibit cabai mati merupakan hal yang biasa.

Apalagi cabai ditanam di lahan pasir dan berbarengan dengan musim penghujan.

"Ya ini kan program uji penanaman cabai off season yang tantangannya lebih berat namun jika berhasil maka hasil jual cabainya juga relatif mahal karena pasokan cabai di pasar menipis namun permintaan stabil bahkan bertambah," terangnya.

Untuk mendukung para petani, pada awal pekan ini pihaknya telah mendapatkan bantuan pupuk organik hasil inovasi dari Balai Proteksi Tanaman Pangan, Dinas Pertanian Pemda DIY.

Pupuk ini bisa membantu tanaman cepat tumbuh besar dan terhindar dari serangan hama.( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved