Menjelang PPKM Level 3 Saat Natal dan Tahun Baru, Kusir Andong Malioboro Tetap Optimis
Pemerintah bakal menerapkan aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3, di seluruh Indonesia mulai 24 Desember 2021
Penulis: Miftahul Huda | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemerintah bakal menerapkan aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3, di seluruh Indonesia mulai 24 Desember 2021 sampai dengan 3 Januari 2022.
Dalam aturan tersebut, terdapat sejumlah pembatasan kegiatan saat Natal dan Tahun Baru, termasuk kaitannya perjalanan wisata.
Kendati terdapat sejumlah pembatasan perjalanan wisata, namun para kusir andong di Jalan Malioboro tetap optimis dan bersemangat menyambut libur Natal dan Tahun Baru.
Ketua Paguyuban Kusir Andong Yogyakarta, Purwanto mengatakan, sebagai pekerja yang bergantung pada dunia pariwisata, adanya kebijakan itu diakunya membuat ia bersama ratusan kusir andong lainnya merasa ketar-ketir sebab dikhwatirkan wisatawan menjadi sepi.
Baca juga: Nglanggeran Gunungkidul DInobatkan Sebagai Salah Satu Desa Wisata Terbaik di Dunia Versi UNWTO
"Tapi kami prinsipnya ya mengikuti saja arahan pemerintah. Sejak pandemi ya sepi, dan sekarang mau ada aturan PPKM level 3 ya silakan," katanya, dihubungi, Jumat (3/12/2021).
Dia mengatakan, protes kepada pemerintah bukan menjadi solusi bagi ia dan para kusir andong lainnya di Yogyakarta.
Meski kondisi ekonomi saat ini sedang sulit, Purwanto selalu menekankan kepada para ratusan kusir andong yang ada di Malioboro untuk tetap berusaha.
"Protes bukan solusi, meski sekarang kondisi kami sulit. Ada yang jual andong, ada yang beralih pekerjaan, ada yang hanya cari rumput buat makan kudanya," ungkapnya.
Salah seorang kusir andong yang kebetulan berada di Jalan Malioboro, Joko Riyanto menyampaikan, meski nanti PPKM level 3 diberlakukan pada 24 Desember, dirinya mengaku akan tetap berangkat seperti biasa.
Baca juga: PSIM Yogyakarta: Dua Pemain Isyaratkan Pamit, Kasim Botan Santer Dikabarkan Jadi Incaran
"Lah kerjaannya cuma ini jadi ya tetap berangkat. Kami ngikut saja daripada berpendapat nanti malah salah," ujarnya.
Selama tujuh bulan yang lalu, diakui Joko pendapatannya sangat terbatas.
Dia berharap ada kabar baik dari pemerintah tentang dunia pariwisata di Kota Yogyakarta.
"Harapannya ya segera selesai lah, karena tujuh bulan kemarin susah nyari makan," pungkasnya. (hda)