Berita Gunungkidul Hari Ini

Tak Sekedar Pengangkatan, Guru Honorer di Gunungkidul Dinilai Perlu Tingkatkan Kompetensi

Meski perlahan mulai ada perbaikan, nasib para guru honorer di Gunungkidul dianggap masih jauh dari harapan.

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Alexander Ermando
Plt Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Gunungkidul, Ali Ridlo 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Meski perlahan mulai ada perbaikan, nasib para guru honorer di Gunungkidul dianggap masih jauh dari harapan.

Satu di antaranya masih minimnya pengangkatan hingga upah yang masih di bawah standar.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Gunungkidul, Ali Ridlo mengatakan pengangkatan guru honorer idealnya memerlukan berbagai pertimbangan.

"Setidaknya kompetensi guru juga jadi pertimbangan, bukan sekedar pengangkatan," kata Ali ditemui di Taman Budaya Gunungkidul, Logandeng, Playen pada Kamis (25/11/2021).

Baca juga: Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto Dukung Peningkatkan Kesejahteraan Guru

Ia berkaca pada pengalaman terdahulu.

Menurutnya, saat itu pengangkatan guru honorer hanya berpatokan pada lamanya masa kerja, sedangkan kompetensi guru belum jadi pertimbangan.

Itu sebabnya, Ali memandang proses seleksi tetap dibutuhkan untuk menjamin kualitas guru honorer yang diangkat.

Sebab jika tidak, maka akan berpengaruh pada kualitas pendidikan bagi pelajar.

"Seperti saat ini, mutu pendidikan Gunungkidul masih terbilang rendah, salah satu penyebabnya dari situ," ujarnya.

Ali pun berharap para guru honorer memanfaatkan momen rekrutmen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Ia memandang PPPK sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan guru honorer.

Proses itu disebutnya sudah sesuai karena menjadikan kompetensi sebagai indikator.

Apalagi sudah ada dispensasi bagi guru honorer berusia lanjut, di mana ada pengurangan passing grade.

Baca juga: Gaji Disesuaikan UMP, Guru Honorer di Kota Yogya Rawan Tergusur Guru Tetap 

"Tentu perlu perjuangan karena prosesnya berat, tapi setidaknya itu sudah sesuai dengan kompetensi guru," kata Ali.

Ketua Forum Honorer Sekolah Negeri (FHSN) Gunungkidul, Aris Wijayanto berharap agar ada perbaikan pada proses rekrutmen ini.

Khususnya agar ada keadilan bagi guru honorer.

Ia mengatakan setidaknya ada seribu orang, termasuk guru honorer asal Gunungkidul yang mengikuti seleksi PPPK tahap pertama.

Adapun hasil dari seleksi tersebut sudah diketahui.

"Ada sekitar 60 persen dari seluruh peserta tersebut yang lolos," ungkap Aris.( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved