Inilah Empat Orang Indonesia yang Pertama Injakkan Kaki di Dasar Kaldera Tambora

Erupsi Tambora mencapai level 7, atau Volcanic Explosivity Index (VEI) 7. Ini hanya satu strip dari indeks maksimum letusan gunung berapi di bumi

Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Mona Kriesdinar
Repro Buku Laporan Kawah Gunung Tambora oleh MI Adnawidjaja dan Chatib (Djawatan Pertambangan Bahagian Geologi Urusan Gunung Api)
Tim ekspedisi Gunung Tambora 

Adnawijaya dan Chatib dalam laporan itu menuliskan, di antara para peninjau itu seorang pun tidak ada yang jadi pemeriksa kawah dan turun ke dasar kaldera.

“Menurut perslah tersebut, sedjak letusan tahun 1815 baharu ini kali (Mei 1915) dasar kawah Tambora diindjak2 oleh pemeriksa Dinas Gunung Berapi. Sekian dan inilah sebagai keterangan jang tersingkat,” tulis Adnawijaya.

Ekspedisi ke kawah Gunung Tambora
Ekspedisi ke kawah Gunung Tambora (Repro Buku Laporan Kawah Gunung Tambora oleh MI Adnawidjaja dan Chatib (Djawatan Pertambangan Bahagian Geologi Urusan Gunung Api))

Dalam laporan cukup rinci ini, yang menulis secara kronologis dan mendetil urutan eksepedisi berikut kesukaran-kesukaran yang dihadapi, dilampirkan banyak foto perjalanan lapangan.

Foto-foto cetakan hitam putih itu ditempelkan secara urut disertai keterangan di masing-masing foto. Kondisi foto yang berukuran kecil-kecil cetakan 1951 itu masih sangat baik.

Di antaranya memperlihatkan kuartet pegawai Djawatan Pertambangan itu di berbagai lokasi, termasuk di dasar kaldera raksasa yang diameternya sekira 7 kilometer itu.

Ekspedisi ke Gunung Tambora
Ekspedisi ke Gunung Tambora (Repro Buku Laporan Kawah Gunung Tambora oleh MI Adnawidjaja dan Chatib (Djawatan Pertambangan Bahagian Geologi Urusan Gunung Api))

Ekspedisi Tambora oleh empat petugas Djawatan Pertambangan RI sempat mengalami kegagalan dari rencana awal.
Penyebabnya, mereka ketinggalan kapal laut yang berlayar ke Pulau Sumbawa. Semula, ekspedisi akan dilaksanakan mulai 17 Maret 1951, berangkat dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.

Dalam buku laporan itu ada tertulis demikian, “Setelah tiba saatnja, semua tepat mendjalankan rentjana. Akan tetapi, tg 16 Maret 1951 djam 22.00 ketika datang di Penginapan Sukahati Djakarta saja tertjengang,” tulis Adnawijaya.

Ternyata kapal laut yang hendak mereka tumpangi, sudah berangkat dari Priok ke Sumbawa pada 13 Maret 1951, atau tiga hari sebelumnya.

Tim Ekspedisi ke Gunung Tambora
Tim Ekspedisi ke Gunung Tambora (Repro Buku Laporan Kawah Gunung Tambora oleh MI Adnawidjaja dan Chatib (Djawatan Pertambangan Bahagian Geologi Urusan Gunung Api))

Ini halangan pertama yang dihadapi para petugas, di tengah masih minimnya alat komunikasi jarak jauh. Akhirnya Adnawijaya dan semua anggota tim berikut peralatannya kembali ke Bandung.

Dinas Gunung Berapi (DGB) yang kala itu dipimpin Drs GA de Neve, kelabakan. De Neve yang kala itu berada di Gunung Lokon, Sulawesi Utara terkejut karena semua rencana sudah dipersiapkan matang.

Termasuk koordinasi dengan pemerintah setempat di Sumbawa. Akhirnya misi ditunda dan baru dilanjutkan bulan berikutnya.

Tim ekspedisi Gunung Tambora
Tim ekspedisi Gunung Tambora (Repro Buku Laporan Kawah Gunung Tambora oleh MI Adnawidjaja dan Chatib (Djawatan Pertambangan Bahagian Geologi Urusan Gunung Api))

Pada 10 April 1951, Adnawijaya, Chatib, Rukman dan Hamim berangkat menumpang kapal laut De Eerens dari Tanjung Priok menuju Pulau Sumbawa.

Kapal singgah di Tanjung Perak Surabaya, dan baru tiba di Labuhan Badas Sumbawa pada 16 April 1951. Di pelabuhan ini hanya Andawijaya dan Chatib yang turun.

Hamim dan Rukman melanjutkan pelayaran ke Bima, karena barang bawaan dan peralatan diturunkan di kota ini.

Butuh waktu empat hari hingga tim berkumpul lagi di Sumbawa, dan melanjutkan perjalanan ke Labuhan Kananga menggunakan perahu jukung layar.

Ekspedisi ke Gunung Tambora
Ekspedisi ke Gunung Tambora (Repro Buku Laporan Kawah Gunung Tambora oleh MI Adnawidjaja dan Chatib (Djawatan Pertambangan Bahagian Geologi Urusan Gunung Api))
Halaman
1234
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved