Inilah Empat Orang Indonesia yang Pertama Injakkan Kaki di Dasar Kaldera Tambora
Erupsi Tambora mencapai level 7, atau Volcanic Explosivity Index (VEI) 7. Ini hanya satu strip dari indeks maksimum letusan gunung berapi di bumi
Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Mona Kriesdinar
Diterbitkan Bagian Urusan Gunung Api Djawatan Pertambangan Republik Indonesia masih sangat belia umurnya ketika itu.
Buku laporan berusia 70 tahun itu jadi satu di antara koleksi Perpustakaan BPPTKG Yogyakarta.
Bagian Urusan Gunung Api itu sekarang dikenali sebagai Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Lembaga ini di bawah Badan Geologi Kementerian ESDM, yang berpusat di Kota Bandung, Jawa Barat. Laporan itu diterbitkan 24 Desember 1951, disusun MI Adnawijaya dan M Chatib.
Keduanya pegawai Urusan Gunung Api di Djawatan Pertambangan pada masa itu. Adnawijaya dan Chatib disertai dua pegawai lain, O Rukman dan Hamim, dikirim ke Sumbawa guna menelisik Tambora.

Misi pendakian, eksplorasi , survei dan pemetaan Tambora itu dilaksanakan hampir 3 bulan, antara April hingga Juni 1951.
Ekspedisi berlangsung sangat lama karena sarana transportasi masih menggunakan kapal laut, jukung, dan kuda. Alam Tambora juga masih sangat rapat dan ganas.
Bagian paling menarik dari laporan proyek ini terdapat di halaman 17, ketika Adnawijaya dan Chatib menulis laporan hasil peninjauan kawah Tambora.

Mengutip laporan vulkanolog WA Petroeschvsky yang menginjakkan kaki di puncak Tambora pada 1947, ada sejumlah orang yang sebelumnya telah melihat keadaan puncak gunung itu.
Secara berurutan dimulai dari M Zollinger yang pada 11 Agustus 1847 tiba di tepi kaldera timur Tambora. Ia berada di lokasi itu sekira satu jam lamanya.
Orang kedua II Pannekoek van Reden yang pada 14 September 1913 tiba di tepi kaldera selatan. Beberapa jam ia meninjau keadaan puncak Tambora.
Berikutnya ada ahli bernama C.A.N de Voogd dan P Kloster yang pada 5 November 1933 tiba di tepi kaldera barat dan berada di lokasi itu sejam lamanya.
Selanjutnya ada G Bjorklund, administrator Perkebunan Kopi Tambora yang 2 atau 3 kali muncak ke Tambora antara 1935-1940.

Berikutnya P Bloomberg pada 1941 mendaki ke puncak Tambora, disusul ekspedisi WA Petroeschvskypada pada 28-29 Mei 1947.
Peneliti terakhir ini sekira 5 jam berada di tepi kaldera barat Tambora dan melakukan sejumlah pengamatan meliputi kedalaman kaldera, danau di dalam kaldera dan temperatur kawah.