Dampak Ledakan Kasus Covid-19 di Kapanewon Sedayu Bantul

Kepala Dinas Pendidikan dan Olah Raga DIY, Didik Wardaya mengatakan, seluruh SMA/SMK di Kapanewon Sedayu untuk sementara ditutup.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
Kec-sedayu.bantulkab.go.id
Kapanewon Sedayu 

Yakni dengan melakukan penelusuran terhadap individu yang pernah berinteraksi dengan warga terkonfirmasi Covid-19.

"Semua sudah di-swab dan sekolah juga sudah di-close. Paling sedikit nanti bisa disemprot (disinfektan) atau sebagainya, dan untuk pelajarnya masih kita lihat 10 hari lagi untuk swab yang kedua. Nanti kita lihat hasilnya. Yang penting dengan begini akhirnya tidak ada penularan," terang Sultan di Kompleks Kepatihan, Senin (8/11/2021).

Raja Keraton Yogyakarta ini pun berharap agar tak ada lagi guru yang membandel dan nekat untuk tetap mengajar meski mengetahui dirinya terkonfirmasi positif.

"Semoga di situ dia merasakan juga dan akhirnya pahamlah yang dimaksud dengan jaga kesehatan," jelasnya.

Lebih jauh, Sultan meminta masyarakat untuk tak panik menyikapi munculnya klaster penularan di sekolah. Sebab sebagian besar pelajar yang terinfeksi merupakan orang tanpa gejala (OTG).

Hal ini disebabkan karena adanya kebijakan Pemda DIY yang mengharuskan 80 persen warga sekolah tervaksin Covid-19 jika ingin menggelar Pembelajaran Tatap Muka (PTM).

Selain mengurangi risiko keterpaparan, vaksin diyakini juga dapat meminimalisasi tingkat keparahan penyakit yang dapat mengancam jiwa.

Selain itu, sebagian besar peserta didik juga tidak memiliki penyakit penyerta seperti halnya warga lanjut usia.

"Tapi kita mencoba untuk menumbuhkan imunitas (dengan vaksin Covid-19). Paling sedikit biarpun OTG, dia sudah tumbuh imunitas. Anak-anak ini yang relatif tidak punya komorbid seperti orang tua. Dia (gejala) ringan saja," tandas Sultan.

Sementara itu, Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, telah meminta kepada para panewu dan lurah, untuk memantau kegiatan sosial masyarakat pada masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 2.

"Meskipun PPKM level 2 sudah (ada) kelonggaran, namun kami harapkan tetap prokes. Kegiatan sosial di masyarakat tetap harus prokes," ucapnya.

Ia berharap, klaster takziah yang muncul di Sedayu, Bantul, tidak terjadi di Bumi Sembada. Total, saat ini ada 69 orang yang tersebar di 7 kapanewon di Sleman yang dinyatakan positif Covid-19 dari klaster tersebut.

Menurut Kustini, 69 orang tersebut adalah orang tua dan siswa, yang sebelumnya mengikuti takziah di Sedayu. Mereka diketahui positif setelah dilakukan tracing (pelacakan). Kebanyakan dari pasien tersebut adalah orang tanpa gejala.

"Jadi, begitu ada yang positif, kemarin langsung ditangani puskemas, di-tracing keluarganya. Hasilnya ada 69 positif. OTG dan (sebagian) ditempatkan di isoter," jelasnya. (nto/tro/rif)

Selengkapnya baca Tribun Jogja edisi Selasa 9 November 2021 halaman 01

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved