Memasuki Musim Penghujan, Pemkot Yogya Maksimalkan Peran Personel KTB 

Keberadaan KTB di Kota Yogyakarta dijadikan sebagai ujung tombak dalam memantau potensi bencana di wilayah

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM / Siti Umaiyah
Wakil Walikota Yogyakarta, dan BPBD Kota Yogyakarta saat berfoto bersama setelah melakukan simulasi di KTB Palihan pada Minggu (23/9/2018. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Keberadaan Kampung Tangguh Bencana (KTB) di Kota Yogyakarta dijadikan sebagai ujung tombak dalam memantau potensi bencana di wilayah. Terutama, menghadapi curah hujan yang semakin tinggi. 

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta, Nur Hidayat mengatakan untuk mengantisipasi terjadinya bencana alam, pihaknya terus berupaya melakukan penguatan masyarakat melalui program rintisan KTB di seluruh wilayah kota.

"KTB kita, capaian tahun ini, sudah 130. Totalnya kampung yang berada di Kota Yogyakarta kan ada 169, jadi masih kurang 39 sekarang," ujarnya, Senin (1/11/2021). 

Berbagai peralatan pun telah dialokasikan pada KTB, yang dapat difungsikan jika sewaktu-waktu terjadi bencana di wilayahnya.

Mulai dari HT, motor roda tiga, genset, tali, hingga berbagai sarana mitigasi bencana lain. 

"Sejak beberapa bulan lalu sudah kita cek semua, ya, yang rusak langsung kita perbaiki. Jadi, sekarang personel dan peralatan di KTB sudah siap siaga," ungkap Nur. 

Di samping itu, mengingat hujan dengan intensitas tinggi mulai rutin melanda Kota Yogyakarta dalam beberapa hari terakhir, pihaknya pun meminta para personel KTB, agar memberikan laporan perkembangan kondisi. 

Baca juga: Antisipasi Bencana di Musim Hujan, BPBD Sleman Siagakan Personel 24 Jam 

Baca juga: Bantaran Sungai Rawan Dilanda Bencana Hidrometerologi di DI Yogyakarta

"Ya, terkait kondisi talud, untuk wilayah di bantaran sungai. Selalu kita cek, kita monitor melalui HT, setiap jam 21.00, sehingga kesiapsiagaan terbentuk," terangnya. 

Lebih lanjut, ia menjelaskan, bersama BPBD DIY, pihaknya sudah melangsungkan sosialisasi kebencanaan di seluruh kemantren. Sesuai target, 14 kemantren di kota pelajar selesai disasar pada sepanjang November ini. 

"Yang kita sosialisasikan masih seputar cuaca, kemudian ketangguhan dan ketahanan KTB, termasuk soal PPKM, ya, karena ini masih situasi pandemi," cetusnya. 

Nur pun menegaskan, kesadaran terhadap potensi bencana harus ditekankan pada seluruh lapisan masyarakat.

Apalagi, sesuai prediksi BMKG, cuaca ekstrem dengan curah hujan tinggi bakal bergulir hingga Februari nanti. 

"Makanya, kita koordinasi terus dengan BMKG, agar dapat menyampaikan kondisi cuaca secara rutin ke masyarakat. Peralatan-peralatan terkait hujan, EWS (Early Warning Sysyem), itu sudah siap," pungkasnya. (Tribunjogja)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved