Sumbu Filosofi Yogyakarta

5 Mitos Gunung Merapi di Sleman DI Yogyakarta yang Masih Menyisakan Misteri

Merapi menyimpan sejuta mistis yang dipercaya masyarakat sekitar. Tidak hanya warga sekitar tetapi orang luarpun harus mematuhinya.

|
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Joko Widiyarso
TRIBUNJOGJA.com | Setya Krisna Sumargo
Guguran Besar Gunung Merapi Sabtu 27 Maret 2021 

Keraton di sini maksudnya layaknya tatanan keraton pada umunya.

Adanya ratu, raja, abdi dalem, prajurit keraton, beserta kudanya.

Prajurit dari keraton ghaib ini mitosnya berasal dari pendaki yang diambil oleh penghuni merapi.

Lebih parahnya lagi terdapat sebuah mitos, apabila sang artu keraton menyukai salah satu pendaki laki-laki maka langsung diajak untuk tinggal langsung di gunung merapi.

Menjadi penghuni tetap di sana, dan tentunya dalam wujud roh.

3. Misteri Bunker Merapi

Bunker Kaliadem tampak sepi dari pengunjung pada Senin (21/05/2018). Aktivitas wisata Kaliadem tetap berjalan normal walau telah terjadi dua kali erupsi freatik Merapi
Bunker Kaliadem tampak sepi dari pengunjung pada Senin (21/05/2018). Aktivitas wisata Kaliadem tetap berjalan normal walau telah terjadi dua kali erupsi freatik Merapi (Tribun Jogja/ Alexander Ermando)

Bunke merapi bernama bunker kaliadem.

Fungsi bunker ini sendiri ialah menjadi tempat penyelamat darurat ketika terjadi erupsi letusan Gunung Gerapi.

Bunker ini sendiri tentu terbuat dari semen dan batu yang dicampur kemudian dicampur batu agar semakin kokoh.

Karena fungsi bunker ini sendiri digunakan warga untuk berlindung dari awan panas.

4. Larangan Menangkap Hewan atau Mengambil Tanaman Merapi

Visual Gunung Merapi pada Jumat (6/8/2021). Pukul 11.27-11.30 terdengar suara gemuruh tak putus-putus, debu vulkanik membubung vertikal maupun menyamping arah barat. Puncak secara persis tidak teramati karena tertutup awan tebal.
Visual Gunung Merapi pada Jumat (6/8/2021). Pukul 11.27-11.30 terdengar suara gemuruh tak putus-putus, debu vulkanik membubung vertikal maupun menyamping arah barat. Puncak secara persis tidak teramati karena tertutup awan tebal. (TRIBUNJOGJA.COM / Setya Krisna Sumargo)

Jika berada di suatu tempat haruslah menghargai di sekitar.

Layaknya sebuah pepatah bahwa dimana bumi dipijak di sana langit dijunjung.

Kita tidak tahu siapa saja penghuni merapi, meraka semua mungking sudah berada di sana selama ratusan tahun yang lalu.

Jika ada binatang yang melintas maka biarkan saja.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved