Berita Kota Yogya Hari Ini

Skrining Pengunjung Malioboro, Pemkot Yogya Sinkronkan Aplikasi 'Sugeng Rawuh' dan 'PeduliLindungi'

Pemkot Yogyakarta berupaya melakukan sinkronisasi antara aplikasi yang kini digarapnya, Sugeng Rawuh, dengan PeduliLindungi.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Gaya Lufityanti
Tribunjogja/ Miftahul Huda
Kawasan Malioboro yang diabadikan pada 23 Oktober 2020. 

TRIBUNJOGJA.COM - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta berupaya melakukan sinkronisasi antara aplikasi yang kini digarapnya, Sugeng Rawuh, dengan PeduliLindungi, untuk menskrining wisatawan yang masuk kawasan Malioboro.

Kepala UPT Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya, Ekwanto mengatakan, langkah sinkronisasi tersebut, ditempuh guna mempermudah pengunjung.

Sehingga, begitu di Malioboro mereka pun tak perlu scan QR Code berulang-ulang kali. 

Ia mengatakan, pihaknya merasa perlu mengembangkan aplikasi sendiri, untuk memantau pembatasan maksimal waktu kunjungan dua jam.

Baca juga: Setiap Akhir Pekan, Pemkot Yogya Gelar Test Antigen Acak untuk Wisatawan di Malioboro

Sebab, jika hanya mengandalkan PeduliLindungi, pihaknya tidak sanggup memantaunya. 

"Tapi, itu masih menunggu sinkronisasinya dulu ya, dengan PeduliLindungi. Kami berharap, tidak banyak aplikasi yang digunakan pengunjung. Simple saja, cukup sekali (scan), namun dua-duanya kena," katanya, Kamis (28/10/2021). 

Menurut Ekwanto, aplikasi Sugeng Rawuh secara otomatis juga bakal menyajikan data pengunjung Malioboro secara real time.

Sehingga, pihaknya dapat mengambil tindakan, seandainya jumlah wisatawan telah melebihi kapasitas. 

Baca juga: Fasilitasi Pengunjung yang Belum Vaksin Covid-19, Pemkot Yogyakarta Buka Sentra Vaksin di Malioboro

"Ya, tujuannya kan itu juga. Tapi, kami harus menghindari keluhan masyarakat, jangan sampai memberatkan, masuk Malioboro harus pasang banyak aplikasi, ribet. Makanya, disinkronkan itu, dengan PeduliLindungi," ungkapnya. 

Walau begitu, ia tidak menampik, meski sudah ada aplikasi sekalipun, proses skrining pengunjung Malioboro jelas tak semudah membalik telapak tangan.

Pasalnya, terdapat begitu banyak pintu masuk yang bisa diakses penuh. 

"Malioboro itu kan masuknya nggak bayar, tidak ada karcis, kemudian pintunya banyak. Paling tidak kita membutuhkan 17 gate untuk pintu masuk dan keluar," katanya. ( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved