Kasus Melandai, Pemkot Yogyakarta Tak Gelar Sampling Test Covid-19 untuk Peserta PTM
Landainya kasus corona di Kota Yogyakarta dalam satu pekan terkahir menjadi alasan kebijakan tersebut.
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta dipastikan tidak menggulirkan sampling test Covid-19 bagi peserta pembelajaran tatap muka (PTM).
Landainya kasus corona di Kota Yogyakarta dalam satu pekan terkahir menjadi alasan kebijakan tersebut.
Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, menandaskan sampai sejauh ini pihaknya merasa belum perlu melakukan sampling test.
Meskipun, belakangan penularan corona di sekolah mulai terjadi di beberapa kabupaten, khususnya di wilayah DI Yogyakarta.
Menurutnya, sampling test bakal dilakukan ketika terjadi peningkatan kasus Covid-19.
Tetapi, selaras data dari Dinkes Kota Yogtakarta dalam satu pekan terakhir, tambahan kasus yang muncul di Kota Pelajar terbilang konsisten, yakni di bawah angka lima.
"Jadi, kita belum akan sampling, mungkin ada titik tertentu, ya, karena kita harus melihat pertumbuhan kasusnya dulu. Sekarang kasus masih landai kok, sehingga kita belum (melakukan sampling)," katanya, Senin (24/10/2021).
Namun, untuk mengantisipasi ancaman penularan Covid-19 di lingkungan sekolah, pihaknya telah mewanti-wanti agar komunikasi dengan orangtua atau wali murid senantiasa dijaga.
Sehingga, potensi kemunculan fenomena itu bisa dihindari sedini mungkin, dan tak menyebar luas.
"Selain memperketat proses keluar masuk siswa, sejak awal kita tekankan komunikasi dengan orangtua, dan wali. Kalau baru saja bepergian dari luar daerah yang tak aman secara kesehatan, tidak usah masuk sekolah," terangnya.
Apalagi, walaupun kegiatan belajar mengajar secara luring telah bergulir, semua sarana pendidikan tingkat SD dan SMP di Kota Yogyakarta tetap mengusung skema hybrid.
Sehingga, siswa yang tidak datang ke ruangan kelas tetap mampu mengikuti pembelajaran dari rumah secara online.
"Jadi, komunikasi langsung dengan orangtua, ini kan untuk mengantisipasi hal yang disebabkan riwayat perjalanan. Kita sudah sepakat, kalau ada sesuatu yang mencurigakan, agar langsung dibawa ke Puskesmas," tambah Heroe.
Wakil Wali Kota Yogyakarta tersebut meyakini, penerapan protokol kesehatan di sekolah sudah sangat baik.
Hanya, yang harus diantisipasi adalah aktivitas anak saat berada di luar lingkungan sarana pendidikan.
Sebab, pihaknya pun tidak sanggup memberikan pengawasan penuh.
"Makanya, yang ditekankan itu, ketika di rumah bagaimana? Riwayat perjalanannya bagaimana? Apakah di rumah saja, atau pergi-pergi? Kalau pergi-pergi itu, harus ada report orang tua kepada pihak sekolah," katanya. (*)