Melihat Persiapan Yogya, Bantul, Sleman, Kulonprogo, dan Gunungkidul Membuka Wisata di Masa Pandemi
Berbagai obyek wisata di DIY mulai dibuka. Pembukaan obyek wisata ini dibarengi dengan berbagai penyesuaian sehingga aman di masa pandemi ini
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Mona Kriesdinar
TRIBUNJOGJA.COM - Berbagai obyek wisata di Yogyakarta sudah mulai dibuka kembali setelah adanya penurunan level PPKM yang terjadi seiring dengan menurunnya angka positif covid-19. Obyek-obyek wisata tersebut, dibuka dengan berbagai penyesuaian. Semisal diberlakukan plat nomor ganjil - genap pada akhir pekan atau skema one gate system seperti yang diberlakukan Kota Yogyakarta.
Pelaksanaan ujicoba pembukaan obyek wisata ini, disambut positif oleh masyarakat. Mengingat dari sini, maka roda perekonomian warga yang bertumpu di sektor pariwisata pun diharapkan bisa kembali tumbuh.
Sebagaimana diketahui, sektor pariwisata memang menyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang tak sedikit.
Obyek-obyek wisata itu mulai berbenah, puluhan di antaranya sudah dibuka. Lantas apa saja srategi yang dijalankan pemerintahan daerah setempat untuk mempersiapkan obyek wisata tersebut?
Obyek Wisata di Kulonprogo
Di Kulonprogo, ada 31 obyek wisata melakukan ujicoba pembukaan terbatas. Tak ingin kecolongan, pihak Dinas Pariwisata membatasi jumlah kunjungan hanya 25 persen saja.
Wisatawan juga diwajibkan mendownload aplikasi Pedulilindungi yang akan terintegrasi dengan aplikasi Visiting Jogja. Sementara bagi destinasi wisata yang terkendala sinyal internet, pengelola akan melakukan pemeriksaan dengan kartu vaksin.
Anak berusia di bawah 12 tahun juga diperbolehkan masuk ke tempat wisata yang sudah dilengkapi aplikasi PeduliLindungi dengan syarat didampingi orangtua.
Sementara untuk mencegah penumpukan wisatawan, maka akan diberlakukan penerapan sistem ganjil-genap di sepanjang jalan menuju dan dari lokasi tempat wisata mulai Jumat pukul 12.00 WIB sampai dengan Minggu pukul 18.00 WIB.
Bagaimana pun, sektor pariwisata menjadi salah satu penggerak roda perekonomian. Di Kulonprogo ini saja, pihak Dinas Pariwisata menargetkan PAD Rp 2,5 miliar, dari sebelumnya yang diketok Rp 5 miliar. Sementara hingga Oktober ini, baru tercapai Rp 700 juta dari target 2,5 miliar tersebut.
"Uji coba pembukaan terbatas ini harus kita genjot," kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Kulon Progo, Joko Mursito, Jumat (22/10/2021).
Obyek wisata di Gunungkidul
Hal yang sama terjadi di Gunungkiudl. Sejak Rau (20/10/2021) sebanyak 27 obyek wisata di Gunungkidul mulai dibuka dengan skema ujicoba terbatas.
Ke-27 tempat wisata ini, dianggap sudah melengkapi persyaratan, seperti sertifikat CHSE dan QR Code PeduliLindungi. Sehingga mereka dinilai telah siap untuk menerima tamu dalam situasi PPKM Level 2 ini.
Adapun ke-27 obyek wisata tersebut meliputi Kawasan Baron-Seruni, Kawasan Pantai Wediombo, Kawasan Pantai Siung, Kawasan Pantai Ngrenehan, Kawasan Pantai Ngedan, Kawasan Pantai Gesing, Kawasan Pantai Timang, Gunung Gentong, Gua Cerme, Gunung Gambar, Taman Batu Mulo, Kawasan Gunung Api Purba Nglanggeran, Kawasan Gua Pindul, Luweng Sampang, Bejiharjo Edupark, Watugupit, Sri Gethuk Bleberan, Hutan Wanasadi, Green Village Gedangsari, Embung Sriten, Kalisuci Cave Tubing, Telaga Jonge, Cempluk Kesamben, Taman Wisata Embung Bembem, Gunung Ireng, Dam Beton, serta Teras Kaca.
Sama seperti tempat wisata lainnya, Gunungkidul pun memberlakukan kapasitas wisatawan sebanyak 25 persen.
Para wisatawan juga wajib menerapkan protokol kesehatan, menggunakan aplikasi Peduli Lindungi, serta adanya penerapan ganjil-genap mulai Jumat pukul 12.00 sampai dengan Minggu pukul 18.00 WIB.
"Yang jelas di tanggal ganjil hanya boleh kendaraan dengan plat nomor ganjil yang masuk wisata. Hal sama berlaku saat tanggal genap," kata Kasat Lantas Polres Gunungkidul, AKP Martinus Sakti, Jumat (22/10/2021).
Sekretaris Dinas Pariwisata (Dispar) Gunungkidul, Harry Sukmono menyampaikan setidaknya ada empat titik lokasi pemeriksaan kendaraan ganjil-genap tersebut.
Pemeriksaan kendaraan pribadi akan dilakukan di dekat pos tempat pemungutan retribusi (TPR) wisata.
Sedangkan untuk bus wisata dilakukan di Rest Area Bunder, Terminal Bus Dhaksinarga Wonosari, dan Terminal Bus Semin.
Kendaraan yang tidak lolos dari aturan ganjil-genap akan langsung diputar balik arah.
Obyek Wisata di Sleman
Sebanyak 11 obyek wisata di Kabupaten Sleman juga sudah melakukan ujicoba pembukaan secara terbatas. Ke-11 tempat wisata itu meliputi Candi Banyunibo; studio alam Gamplong; Taman Kaliurang; Desa Wisata Grogol; Museum Ullen Sentalu; Agro Wisata Bhumi Merapi; Monumen Jogja Kembali; Kalikuning Park Plunyon; Museum Gunung Merapi; Desa Wisata Karangtanjung serta Jogja Bay.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Suparmono, mengatakan ke-11 obyek wisata itu sudah diperboleh buka kapan pun begitu mereka siap. "Asalkan sesuai dengan Instruksi Bupati," katanya, Kamis (21/10/2021).
Meski begitu, Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo mengingatkan masyarakat agar tidak terlalu euforia dalam menyikapi penurunan level PPKM, maupun turunnya angka penularan covid-19.
Imbasnya, bisa saja masyarakat menjadi abai dan tidak disiplin dalam penerapan protokol kesehatan lantaran terlalu senang dengan turunnya level PPKM. Namun di balik itu, ada bahaya yang mengintai yakni potensi naiknya kembali angka penularan covid-19.
Bersamaan dengan itu, Pemkab Sleman terus menggenjot capaian vaksinasi.
Hingga pekan ketiga bulan Oktober sudah mencapai 83,9 persen, dan dosis kedua 60 persen.
Guna mengejar target seratus persen tervaksin di Bulan November, maka program sweeping dengan menyisir warga yang belum vaksin bakal dijalankan. Program ini bekerjasama dengan organisasi perangkat daerah (OPD).
Obyek wisata di Bantul
Di Kabupaten Bantul, seluruh obyek wisata pantai pun sudah bisa dikunjungi sejak Rabu (20/10/2021). Mereka pun sudah memberlakukan tiket masuk supaya ujicoba terbatas ini bisa memberikan kontribusi pada PAD.
Hal itu ditegaskan Bupati Bantul Abdul Halim Muslih.
Menurut dia, penurunan level PPKM ini bisa menjadi kesempatan dalam memulihkan sektor ekonomi. Satu dari beberapa upaya untuk pemulihan ekonomi adalah dengan melonggarkan sektor pariwisata.
Bupati menilai, apabila sektor pariwisata dilonggarkan maka akan mendongkrak sektor lainnya.
Seperti perdagangan, industri pengolahan, makanan, hingga pertanian. "Sektor-sektor ini akan jadi laku dengan pembukaan objek wisata. Objek wisata pengungkit ekonomi Bantul," paparnya.
Sama seperti daerah lainnya, di Bantul pun diberlakukan skema ganjil-genap.
Namun Kepala Dispar Bantul, Kwintarto Heru Prabowo menyatakan bahwa ada yang berbeda dengan penerapan ganjil-genap kali ini, yakni pembagian zona wisata pantai beserta skemanya.
Ia mencontohkan, kawasan pantai timur (Parangtritis dan sekitarnya) pada saat tanggal ganjil hanya untuk kendaraan berpelat nomor ganjil.
“Tapi, di tanggal yang sama, untuk kawasan pantai di wilayah barat (Baros hingga Pandansimo) diterapkan untuk kendaraan berpelat nomor genap.
Alternatifnya, kalau ditolak di pantai timur (Parangtritis dan sekitarnya) dan tetap ingin ke pantai, ya silakan ke pantai yang barat. Itu solusinya," ujarnya.
Kota Yogyakarta Gencarkan Promosi
Di Kota Yogyakarta, sejumlah kawasan wisata juga sudah dibuka.
Semisal kawasan wisata Malioboro. Namun untuk memastikan bahwa dalam pelaksanannya aman, maka pemerintahan setempat memberlakukan skeman one gate system.
Jadi, seluruh bus pariwisata yang masuk ke Kota Yogyakarta diwajibkan singgah di Terminal Giwangan terlebih dahulu untuk dilakukan skrining, persyaratan kunjungan wisata di masa PPKM Level 2.
Bagi bus yang lolos, akan diberi tanda dan kartu parkir. Kemudian bus-bus itu akan parkir di tempat-tempat khusus yang telah disediakan. Ada tiga kantung parkir yang tersedia, yaitu Senopati, Ngabean dan Abu Bakar Ali.
Sementara di kawasan wisata Malioboro, wisatawan juga akan diatur sehingga tidak terjadi penumpukan. Hal yang paling mendasar tentu saja penerapan protokol kesehatan, penggunaan masker dan kepemilikan kartu vaksin yang membuktikan bahwa yang bersangkutan sudah mendapat suntikan vaksin.
Bersamaan dengan itu, puluhan kampung wisata muali bergeliat untuk promosi wilayahnya masing-masing.
Selama masa pandemi, Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta memang memfasilitasi para pengelola kampung wisata untuk melakukan pengembangan sumber daya dan perbaikan fasilitas wisata.
"Jadi pengelola kampung wisata tidak loyo. Justru kami manfaatkan untuk capacity building, sehingga dapat meningkatkan kapasitas kampung wisata," kata Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, Wahyu Hendratmoko, Rabu (20/10/2021).
Menurut dia, kunjungan wisata ke kampung wisata di Kota Yogyakarta masih belum terlalu tinggi. Untuk itu pihaknya terus mendorong agar kampung wisata terus melakukan perbaikan.
"Makanya kemarin kami bantu dengan aplikasi Kamelia (kampung wisata melayani dengan aplikasi). Sehingga kampung wisata dapat bersaing dan pengunjung juga dimundahkan," tambahnya.(MON/SCP/ALX/RIF/MAW)