Empat Jenderal Masuk Dalam Bursa Calon Kepala BIN, Salah Satunya Putra Gunungkidul
Isu reshuffle kabinet pemerintahan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin kembali menguat. Salah satunya jabatan Kepala BIN
Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, JAKARTA - Empat nama jenderal masuk dalam bursa calon kepala Badan Inteijen Negara (BIN) menggantikan Jenderal Polisi (Purn.) Budi Gunawan.
Keempatnya yakni Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KASAD) Jenderal TNI Andika Perkasa, Kepala Badan Intelijen Strategis (Kabais), Letjen TNI Joni Supriyanto, nama mantan Kepala BNPB Letjen TNI (Purn) Doni Monardo dan Mayjen TNI (Purn) Hartomo.
Nama-nama itu muncul dalam bursa calon kepala BIN di tengah isu reshuffle kabinet pemerintahan Joko Widodo dan Ma’ruf Amin.
Dikutip Tribunjogja.com dari Tribunnews.com, prajurit aktif dan pensiunan TNI tersebut dinilai memiliki rekam jejak dan kemampuan dalam bidang intelejen.
Doni Monardo dan Hartomo adalah Jenderal TNI yang karirnya melejit di masa pemerintahan Presiden SBY.
Letjen TNI (Purn) Doni Monardo pernah menjabat sebagai Danjen Kopassus, sementara Mayjen TNI (Purn) Hartomo pernah menjabat jadi Gubernur Akmil dan Kepala Bais TNI.
Keduanya masuk ke dalam bursa calon Kepala BIN karena dianggap memiliki kemampuan dan pengalaman intelejen.
Sementara Jenderal TNI Andika Perkasa saat ini menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).
Selain menjadi kandidat Kepala BIN, Jenderal Andika Perkasa juga menjadi kandidat kuat calon Panglima TNI menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto yang memasuki masa pensiun pada November ini.
Baca juga: Sasar Masyarakat dan Pelajar, Binda DIY Gelar Vaksinasi Covid-19 di SMK N 2 Depok
Sedangkan Letjen Joni Supriyanto merupakan Kepala Badan Intelijen Strategis (Kabais) TNI.
Joni Supriyanto merupakan putra asli Gunungkidul, Yogyakarta.
Jenderal kelahiran 6 Juni 1964 tersebut cukup kenyang pengalaman di bidang intelijen.
Analis politik sekaligus Direktur IndoStrategi Research and Consulting, Arif Nurul Imam menyebut kapasitas intelejen sebagai kriteria yang harus dimiliki untuk menjadi calon kandidat Kepala BIN.
Kapasitas tersebut harus melingkupi kemampuan mengolah data, mencari data dan memvalidasi data untuk kepentingan pembuatan kebijakan pemerintah.
“Siapa yang layak untuk duduk jadi Kepala BIN saya kira basisnya adalah basis kapasitas (Intelejen). Kemampuan dalam mengolah data, mencari data, dan memvalidasi data, sehingga data itu bisa digunakan sebagai basis pijakan pemerintah dalam membuat berbagai kebijakan,” kata Arif, dalam keterangan tertulis, Rabu (20/10/2021).