PSS Sleman
Masalah PSS Sleman Tak Kunjung Usai, Seruan #MarcoOut, Senyapkan Media PSS hingga Nasib Dejan
Tagar #MarcoOut kembali diserukan Sleman Fans, menuntut Direktur Utama PT PSS, Marco Gracia Paulo mundur dari klub berlogo candi tersebut.
Penulis: R.Hanif Suryo Nugroho | Editor: Muhammad Fatoni
Namun setibanya di lokasi pertemuan yang dijanjikan, Marco merasa situasinya sangat berbeda sekali.
"Begitu saya datang, ternyata semuanya berbeda sekali. Panggung sudah disiapkan, ada 4 kursi dengan lampu yang di spotlight ke panggung. Saya pikir berarti ini memang bukan sebuah pertemuan yang natural dan spontan, tapi ini memang sebuah pertemuan yang memang sudah direncanakan. Bahkan ada statement dari teman-teman yang mengatakan bahwa "kami datang ke sini hanya untuk memaki-maki anda!," kata Marco.
"Dari situ saya sadar bahwa ‘Oh ternyata memang bukan seperti yang saya pikirkan’. Dan teman-teman yang berada di sana saya rasa tahu bahwa memang situasinya sama sekali tidak friendly. Tapi saya tidak apa-apa, saya pikir satu ini tanggung jawab saya sebagai seorang pemimpin, ini tanggung jawab saya," lanjutnya.
"Kedua, saya sayang sama teman-teman Sleman fans, karena itu saya datang walaupun saya sudah di maki-maki. Bahkan (sebelumnya) keluarga saya diteror, rumah saya di teror. Tapi buat saya ini tanggung jawab saya, dan saya merasa mereka membutuhkan ini. Karena itu saya datang dan tetap saya dengerin. Walaupun saat saya mau ngomong saya dimaki-maki, saya dengerin,"
"Tetapi yang saya bingung, kenapa saya dibilang jadi nggak bisa berkomunikasi. Padahal jujur, saya bingung nih saya harus berkomunikasinya seperti apa. Saya sampai bilang waktu itu di sana, ‘Tolong kita masih bisa saling menghargai minimal sebagai sesama manusia. Untuk apa? untuk kita bisa ngobrol dengan enak. Kita cari solusinya. bagaimana mungkin kita bisa mencari solusi kalau kita ngomongnya sudah emosi,"
Di tengah desakan suporter, Marco mengungkapkan bahwa dirinya tetap memposisikan diri selayaknya manajemen, harus independen dan harus punya keleluasaan untuk memutuskan.
"Bukan berarti saya tidak mendengar, dan itu saya sampaikan pada teman-teman semua, pasti saya dengerin. Tetapi timeline, keputusan, schedule, pertimbangan, itu semua menjadi bagian dari dinamika yang ada di dalam manajemen. Ini yang harus juga dihargai kalau kita mau sepakbola ini menjadi industri. Itu memang harus dilakukan apapun hasilnya," kata Marco.

"Dan saya sampaikan kepada teman-teman bahwa saya bukannya nggak kecewa, saya sangat kecewa dengan hasilnya, dan saya bukan yang senang-senang aja. Saya juga evaluasi, tetapi kita udah jelaskan kenapa ini bisa terjadi dan bahkan sebelum kompetisi ini dimulai. Saya sudah sampaikan bahwa memang analisa karena saya sudah ngobrol sama tim teknis dan pelatih fisik." tambahnya.
Selain itu, Marco merasa tidak habis pikir ada yang menuduhnya pura-pura sakit saat bertemu perwakilan suporter di Bandung. Padahal ia sampai dilarikan ke rumah sakit karena mendapat serangan jantung.
"Saat di Bandung saya memang dalam posisi yang tidak sehat. Saya sudah sampaikan dan teman-teman tahu, pemain juga tahu saya tidak sehat. Bukan mencari alasan, tapi kenyataannya memang seperti itu. Saya sayang sama teman-teman Sleman fans, karena itu saya tetap datang."
"Jadi sekali lagi ini bukan pembelaan diri, bukan menyerang siapapun. Saya bilang saya tetap percaya Sleman. Memang ini masa sulit buat PSS, tapi PSS Sleman akan menyelesaikan ini secara kekeluargaan dan akan maju lagi bersama."
Kini kondisi Marco, sudah membaik dan sedang menjalani perawatan di sebuah rumah sakit swasta di Jakarta. Namun, ia masih dibantu oksigen untuk bernapas.
"Sebagai contoh, saya dengan pemain membuat perwakilan pemain, berarti ketika perwakilan pemain sudah ambil kesepakatan dengan manajemen, maka apa pun itu kita anggap itu sah karena mereka adalah perwakilan pemain yang sah."
"Nah saya rasa ini yang nanti mungkin akan saya coba cari lebih dalam lagi sebenarnya perwakilan fans yang sah ini seperti apa. Supaya ketika kita bikin kesepakatan dan menjalin komunikasi ternyata itu bisa valid gitu ya."
Nasib Dejan Dipertaruhkan
Sementara itu, nasib pelatih PSS Sleman, Dejan Antonic bakal dipertaruhkan pada laga perdana seri kedua Liga 1 2021/22 kontra Barito Putera di Stadion Manahan, Solo, Jumat (15/10/2021).
Sebab, Dejan harus mampu membuktikan bahwa dirinya masih layak menjabat sebagai pelatih.
Di seri pertama, Dejan menyebut performa buruk timnya disebabkan karena persiapan yang mepet.

"Kita baru latihan lima hari sebelum game pertama dan itu cukup berat untuk anak-anak karena fitnes levelnya, saya minta maaf," kata Dejan, Minggu (3/10/2021).