Sekolah di Gunungkidul Beri Toleransi pada Pelajar yang Terkendala Seragam saat Jalani PTM Terbatas
Kelonggaran yang diberikan antara lain membebaskan pelajar mengenakan pakaiannya sendiri asalkan tetap bebas rapi.
Penulis: Alexander Aprita | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas di Gunungkidul sudah berjalan sebulan sejak September 2021 lalu.
Namun, kendala dialami para pelajar dalam hal seragam sekolah, lantaran tak lagi muat dikenakan.
Sekolah di Gunungkidul pun memilih memberikan toleransi pada para pelajar tersebut.
Seperti yang diungkapkan oleh Kepala SMP Negeri 2 Wonosari, Purwanto.
"Semisal ada yang memang tidak punya, tidak apa-apa," katanya dihubungi pada Selasa (12/10/2021).
Purwanto menyebut tidak banyak pelajar di sekolahnya yang mengalami masalah seragam.
Itu sebabnya, pihaknya memberikan kelonggaran agar mereka tetap bisa datang ke sekolah mengikuti PTM.
Kelonggaran yang diberikan antara lain membebaskan pelajar mengenakan pakaiannya sendiri asalkan tetap bebas rapi.
Kendati begitu, ia tak menampik ada pelajar yang tetap memaksakan untuk memakai seragam sekolah meski sudah sempit.
"Kebanyakan sudah sesak, celana cingkrang (di atas mata kaki)," ungkap Purwanto.
Meski memberikan kelonggaran, ia tetap berupaya agar jangan sampai pelajar ke sekolah tanpa seragam.
Terutama untuk alasan di luar karena tidak lagi muat dikenakan.
Upaya yang dilakukan adalah memberikan bantuan.
Purwanto mengatakan beberapa guru di sekolahnya sudah memberikan bantuan seragam pada pelajar yang membutuhkan.
Wakil Kepala SD Negeri Piyaman 2 Wonosari, Isdiyantoro, juga mengungkapkan masih ada sejumlah pelajar yang datang bukan dengan seragam sekolah. Namun jumlahnya tak sebanyak saat awal PTM.