Perjuangan Agus Guru Honorer di Tangerang, Nyambi Cosplay Robot Bumblebee hingga Jualan Gorengan
Namun pandemi Corona dua tahun terakhir tiada ampun. Jadi guru honor plus profesi sampingannya sebagai cosplay robot Bumblebee harus terhenti
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUNJOGJA.COM - Jadi guru honorer dengan gaji pas-pasan seperti yang dijalani Agus di Tangerang, jelas tidak mudah. Demi mencukupi kebutuhan hidup keluarga, Agus akhirnya bekerja sampingan menjadi cosplay robot Bumblebee.
Namun pandemi Corona dua tahun terakhir tiada ampun. Profesi sampingannya sebagai cosplay robot Bumblebee harus terhenti lantaran dilarang menimbulkan kerumunan.
Agus pun putar otak, hingga akhirnya nekat jualan gorengan karena gaji sebagai guru honorer yang ia terima tidak bisa mencukupi kebutuhan hidup keluarga: ia bersama dua anak dan istri.
Berikut kisah perjuangan Agus (33), guru honorer di wilayah Tangerang, tentang pengalaman sebagai pendidik.
Selama 14 tahun, Agus mengajar Baca Tulis Quran (BTQ). Dia mendapatkan gaji sebesar Rp 300 ribu per bulan.
Upah hanya sebesar Rp 300 ribu itu tidak cukup untuk menghidupi kehidupan sehari-hari.
Sehingga dia mencari nafkah sebagai Cosplayer. Dia memakai kostum robot, dikutip Tribun Jogja dari Tribun Tangerang.
"Saya awal jadi guru sejak tahun 2007. Rumah orang tua di Cadas Kabupaten Tangerang. Sedangkan saya mengajar pertama kali di SDN Sukasari 4 Kota Tangerang. Jarak dari rumah ke sekolah memang sangat jauh," ujar Agus ketika dijumpai TribunTangerang.com di SDN 4 Tanah Tinggi tempatnya mengajar saat ini pada Kamis (30/9/2021).
Untuk ongkos pun tak cukup bolak-balik rumah ke sekolah. "Makanya saya menginap di sekolah. Saya menginap di sekolah itu lebih dari dua tahun," ucapnya.
Agus terpaksa tidur di ruang guru. Baginya hal itu kenangan yang sangat sulit dilupakannya.
"Sedih banget lah pertama kali jadi guru. Serba kekurangan dan harus banyak sabar. Pahit banget waktu awal-awal itu," kata Agus tampak sendu.
Berjalan selama 2 tahun, Agus pun mulai beradaptasi dengan dunia pendidikan. Untuk mengakali kekurangannya itu, dirinya pun mengajar mengaji di yayasan madrasah dekat sekolah tempat dia mengajar.
"Tiap bulannya saya dapat upah dari mengajar mengaji itu. Buat bantu sehari-hari juga untuk makan dan lain-lain," ungkapnya.
Di usia produktifnya, Agus pun memutuskan menikah dengan kekasihnya. Awalnya sempat minder dengan gaji yang dimiliki, akhirnya Agus memberanikan diri meminang pacarnya itu.
"Istri saya waktu itu kerja di rumah sakit, gajinya beberapa kali lipat dari gaji saya. Dan saya memutuskan menikah waktu itu," tutur Agus.