Bupati Sleman Siap Bantu Biaya Pengobatan Bayi Asal Cangkringan yang Alami Kelainan Jantung
Bupati Sleman Siap Bantu Biaya Pengobatan Bayi Asal Cangkringan yang Alami Kelainan Jantung
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo mengaku akan membantu biaya untuk keperluan pengobatan Salma Qois Habibah, bayi berusia 2 bulan di Umbulharjo, Cangkringan yang mengalami kelainan jantung.
"Iya. Nanti untuk ke Jakarta saya bantu," kata Kustini
Biaya ke Jakarta menurutnya akan dibantu. Namun biaya pengobatan sementara akan dikoordinasikan dengan Dinas Sosial.
"Untuk (biaya) pengobatan besok tak koordinasi dengan Dinas sosial," tuturnya.
Sebagaimana diketahui, Salma Qois Habibah, bayi berusia 2 bulan, 16 hari divonis dokter menderita penyakit kelainan jantung.
Buah hati dari pasangan Sriyanto dan Nyarmi Lestari, warga Gondang RT 03, Umbulharjo, Cangkringan, Kabupaten Sleman itu membutuhkan uluran bantuan untuk keperluan biaya pengobatan.
Sebab, penanganan sakitnya itu membutuhkan biaya tidak sedikit dan harus dirujuk di Rumah Sakit di Jakarta.
Sementara, orangtua yang hanya bekerja serabutan tidak memiliki biaya untuk pengobatan sang buah hati.
"Saya selalu berdoa, semoga ada mukjizat dan adik Salma ini bisa sembuh," kata Sriyanto, sembari menimang anaknya, Selasa (5/10/2021).
Ketika baru dilahirkan pada 20 Juli, Salma harus menjalani perawatan intensif selama 22 hari di RSA UGM.
Sempat dibawa pulang ke rumah, tapi kemudian dirujuk ke RSUP Sardjito karena membutuhkan echo Jantung.
Di RSUP Sardjito Adik Salma langsung opname. Bertepatan dengan perayaan 17 Agustus, dilakukan tindakan pemasangan cincin di bagian pembuluh darah yang mengarah ke Jantung.
Baca juga: Bayi 2 Bulan di Sleman Alami Kelainan Jantung, Butuh Uluran Tangan Para Dermawan untuk Biaya Operasi
Hal ini terpaksa dilakukan sebagai pertolongan pertama, agar tetap bisa bertahan hidup.
"Pemasangan cincin dibagian paha kanan dan kiri. Sekarang, seharusnya dilakukan tindakan kedua dan ketiga," kata Sriyanto.
Tindakan kedua dan ketiga untuk proses kesembuhan bukan perkara mudah.