PON XX PAPUA
Papua Masih Berstatus Endemi Malaria, Menkes Fogging Semua Venue PON
Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melakukan penyemprotan atau fogging di seluruh venue Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua.
TRIBUNJOGJA.COM, JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melakukan penyemprotan atau fogging di seluruh venue Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua. Fogging dilakukan untuk mencegah ancaman penyakit malaria yang diakibatkan dari gigitan nyamuk.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, selama pelaksanaan PON XX di Papua pemerintah tidak hanya mengantisipasi penyebaran Covid-19, tetapi juga mewaspadai ancaman penyakit malaria. Agar malaria tak menjangkiti masyarakat dan atlet yang bertanding, Budi telah memerintahkan Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat melakukan berupa fogging sebagai bentuk pencegahan. Fogging dilakukan di seluruh venue PON hingga tempat istirahat para atlet.
”Arahan terkait pengendalian malaria atau nyamuk. Dalam 2 pekan terakhir Kemenkes dan Dinkes Papua sudah melakukan fogging ke seluruh venue pertandingan PON dan tempat tinggal atlet memastikan bersih dari nyamuk-nyamuk yang bisa menularkan malaria,” kata Budi dalam konferensi pers virtual terkait penyelenggaraan PON XX di Papua, Senin (27/9/2021).
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes Didik Budijanto mengatakan Provinsi Papua hingga saat ini masih berstatus sebagai endemi tinggi penyakit malaria yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Anopheles betina pembawa parasit Plasmodium.
”Sebanyak 86 persen dari total kasus malaria di Indonesia disumbang dari Provinsi Papua. Sisanya dari Papua Barat dan Maluku," katanya.
Menurut Didik, Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Merauke dan Timika masuk dalam zona merah malaria, sehingga perlu dilakukan langkah antisipasi. Khusus untuk pertandingan malam, upaya yang disepakati bersama Dinkes Papua adalah pengasapan di seluruh area hotel, wisma, penginapan atlet dan pelatih.
Kemenkes telah mengutus personel pengendali vektor untuk melakukan fogging minimal sepekan sekali di seluruh fasilitas penginapan, utamanya di bagian dinding serta lokasi yang berdekatan dengan habitat nyamuk. Kemudian di setiap arena yang menggelar pertandingan pada pagi hingga sore, difogging minimal sepekan sekali.
"Kecuali kalau ada pertandingan malam. Maka setiap hari dua sampai tiga jam sebelum pertandingan dimulai kita fogging dulu," ujar Didik.
Selain malaria, pemerintah juga tetap menaruh perhatian terkait kedisiplinan protokol kesehatan bagi warga yang menonton langsung di venue olahraga PON. Menkes menjelaskan, proses skrining manual hingga penggunaan aplikasi PeduliLindungi akan diandalkan pihak penyelenggara, untuk memastikan tidak ada warga terjangkit Covid-19 masuk ke venue.
”Mengenai prokes, kami sudah bekerja sama dengan Satgas Covid dan Dinkes di sana serta panitia penyelenggara PON. Agar bagaimana penggunaan PeduliLindungi atau alat skrining lainnya yang bersifat manual untuk memastikan agar penonton yang masuk dibatasi 25 persen adalah mereka yang secara kesehatan aman dan tidak menularkan klaster baru," jelas Budi.
Budi juga ingin memastikan pemerintah daerah terus menggenjot vaksinasi corona, khususnya di lima kabupaten kota penyelenggara PON XX Papua. Hingga saat ini, ia mencatat capaian vaksinasi di Papua perlahan menunjukkan peningkatan yang cukup baik.
Hanya saja, Budi tak menampik masih dibutuhkan tambahan pelaksanaan vaksinasi, khususnya untuk suntikan dosis kedua. "Sebagai laporan, kelima kota penyelenggara PON ini jumlah total target vaksinasinya adalah 648.622 [orang], sudah vaksin dosis 1 sebesar 406.531, jadi 62,7 persen. Vaksin kedua sudah dilakukan di 253.474 orang atau 39 persen," tutur Budi.
PON XX Papua akan berlangsung pada 2-15 Oktober 2021. PON kali ini digelar di lima kabupaten dan kota berbeda, yakni Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Mimika, Kabupaten Merauke, dan Kabupaten Keerom. (tribun network/rin/dod)
