Dewan Evaluasi PTM Sarankan SD Daring Dulu

"Mohon sekolah yang PTM harus betul-betul koordinasi. Jangan diam-diam"

Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Agus Wahyu
TRIBUNJOGJA.COM/ Yuwantoro Winduajie
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Di tengah melandainya kasus baru Covid-19, muncul kabar banyak siswa yang terpapar virus corona saat mengikuti pembelajaran tatap muka atau PTM. Di Jawa Tengah, ada beberapa sekolah yang terpaksa menghentikan PTM karena siswanya terpapar Covid-19. Bahkan puluhan siswa yang terpapar harus menjalani isolasi terpusat di sekolah.

Di DIY ada satu SD di Gunungkidul yang 4 siswanya positif Covid-19 di tengah berlangsungnya PTM. Akhirnya diputuskan, siswa sekolah tersebut kembali menjalani belajar daring.

Menanggapi adanya siswa yang terpapar Covid-19 tersebut, Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta agar pelaksanan PTM dievaluasi. Untuk itu, aktivitas PTM di sekolah tersebut terpaksa dihentikan sementara hingga situasi kembali kondusif.

"Ya otomatis (akan ada evaluasi)," terang Sri Sultan saat ditemui di Kompleks Kepatihan, Jumat (24/9/2021).

Raja Keraton Yogyakarta ini belum bisa menjelaskan terkait kebijakan Pemda DIY selanjutnya setelah muncul klaster penularan di sekolah. Pihaknya masih menunggu perkembangan lebih lanjut dari kasus ini.

"Kan mungkin 2-3 kali untuk percobaan ini untuk di-swab (di sekolah yang siswanya terpapar Covid-19). Kita lihat dulu perkembangannya. Jangan sampai ada klaster yang merugikan," jelasnya.

Hingga saat ini, Pemda DIY masih mengizinkan penyelenggaraan PTM secara terbatas bagi sekolah-sekolah yang telah memenuhi persyaratan. "Ya kita baru percobaan dulu," beber Sri Sutlan.

Di dalam Surat Edaran Gubernur Nomor 420/19096 tentang Kebijakan Pendidikan pada Masa PPKM Level 3 untuk Pengendalian Penyebaaran Covid-19 di Lingkungan Pendidikan di DIY disampaikan bahwa sekolah yang diperbolehkan melakukan uji coba PTM adalah sekolah yang minimal 80 persen warga sekolahnya telah divaksin.

SD diminta sabar
Kalangan legislatif di DIY meminta agar SD tak menyelenggarakan PTM terlebih dahulu. Pasalnya, hingga saat ini belum ada vaksin Covid-19 yang bisa disuntikkan kepada anak di bawah usia 12 tahun.

Sehingga penyelenggaraan PTM di tingkat SD dinilai riskan. Terlebih belum lama ini sudah ditemui ada siswa SD di Gunungkidul yang terpapar Covid-19 saat mengikuti PTM.

"SD kan sebagian besar belum bisa vaksin. Setahu saya PTM ini uji coba bagi yang sudah vaksin, sedangkan klasternya ada yang SD," kata Wakil Ketua DPRD DIY, Huda Tri Yudiana.

Selain itu, anak SD relaitf lebih sulit dikotnrol. Memberikan pemahaman terkait pencegahan penularan Covid-19 kepada anak-anak pun cenderung lebih sulit.

Sehingga orang tua dan guru harus bekerja ekstra untuk memastikan anak maupun peserta didiknya patuh terhadap protokol kesehatan. "Anak-anak kecil kan memang senang bermain. Belum sepenuhnya terkontrol," tandasnya.

Lebih jauh, untuk tingkat pendidikan lain seperti SMP dan SMA, pelaksanaan PTM harus dilakukan dengan prinsip kehati-hatian. Sekolah harus berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Satgas Covid-19 setempat sebelum menyelenggarakan PTM.

Jika terjadi penularan, sekolah harus segera ditutup agar rantai penularan dapat segera terputus. "Mohon sekolah yang PTM harus betul-betul koordinasi dengan dinas terkait dan Gugus Tugas Covid-19. Jangan diam-diam," terangnya.

"Mesti juga keejasama dengan lembaga kesehatan sebagai pemantau dan antisipasi," tambah Huda. (tro)

Baca Tribun Jogja edisi Sabtu 25 September 2021 halaan 01

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved